Studi: Generasi Milenial Khawatir Kecanduan Media Sosial

Ilustrasi remaja bermain media sosial.
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA.co.id – Hampir setengah dari generasi milenial takut khawatir akan kecanduan media sosial yang memiliki efek negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka.

Komunitas Orang Papua di Yogyakarta Dukung Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Sebuah survei baru oleh American Psychological Association (APA) menemukan sekitar 90 persen orang berusia 18-29 yang menggunakan media sosial, naik dari hanya 12 persen pada tahun 2005.

Laporan APA mengatakan, “Teknologi telah meningkatkan kehidupan bagi banyak orang Amerika, dan hampir setengah dari orang dewasa di negeri ini mengatakan, mereka tidak bisa membayangkan hidup tanpa smartphone mereka.”

Profil Andi Jerni, Atlet Karate yang Sentil Balik Omongan Megawati Soal Sumbangsih Generasi Milenial

"Hasil survei menunjukkan, hampir semua orang dewasa (99 persen) memiliki setidaknya satu perangkat elektronik (termasuk televisi). Hampir sembilan dari 10 (86 persen) memiliki komputer, 74 persen memiliki sebuah smartphone yang terhubung internet dan 55 persen memiliki tablet,” tulis dalam laporan APA.

Pada saat yang sama, banyak penelitian telah menjelaskan konsekuensi dari penggunaan teknologi, termasuk dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Viral Lagi Video Megawati Remehkan Sumbangsih Generasi Milenial pada Negara, Disentil Atlet Karate

Dari platform media sosial, Facebook adalah yang paling sering dikunjungi dengan 79 persen dari orang dewasa menggunakannya tahun lalu.

Di tempat kedua adalah Instagram dengan 32 persen, maka Pinterest dan LinkedIn 29 persen, dan Twitter dengan 24 persen.

Banyak milenial, yang didefinisikan sebagai orang yang berusia antara 18 dan 37, khawatir tentang berapa banyak waktu yang mereka menghabiskan di media sosial.

"Hampir setengah (48 persen) khawatir tentang efek negatif dari media sosial pada kesehatan fisik dan mental mereka," kata laporan itu.

Para peneliti juga mengidentifikasi sekelompok orang yang tidak bisa lepas dari gadget mereka dan mereka terus-menerus atau sering memeriksa email, pesan atau akun media sosial.

APA juga melaporkan lebih dari satu dekade setelah munculnya smartphone, Facebook dan Twitter, muncul sebuah istilah constant checker, atau orang-orang yang terus-menerus memeriksa email mereka, teks atau akun media sosial. "

Constant checker ini dilaporkan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka yang kurang terkoneksi dengan media sosial.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya