Sisi Lain Soekarno dalam Kisah 'Ketika Bung di Ende'

Hitz Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAlife
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa
- Banyak cerita tentang Mantan Presiden RI, Soekarno yang belum diketahui masyarakat secara keseluruhan. Berlatar belakang hal tersebut, tak sedikit sineas yang mulai mereka ulang kisah kehidupan sang orator ini.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Sebelumnya ada Hanung Bramantyo yang membuat film Soekarno '
5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa
Sukarno: Indonesia Merdeka! '. Masih dengan kisah kehidupan mantan orang nomor satu di Indonesia, ada pula Viva Westi, seorang sutradara yang membuat film berjudul ' Soekarno
' dengan subjudul '
Ketika Bung di Ende
'.


Film yang difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini berkisah tentang serpihan peristiwa dari sebuah fase penting tarikh panjang perjuangan Soekarno.


Seakan ingin melengkapi kisah perjalanan hidup Soekarno, ruang dan waktu pengisahan diatur sesuai kejadian pada tahun 1934 sampai 1938, di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.


"Empat tahun Soekarno di pengasingan, berjuang dan berperang melawan kesendirian, dirinya bukan menjadi sosok yang tak berayah. Justru dirinya menemukan kekuatan baru, sehingga berhasil merumuskan jati diri bangsa Indonesia, yaitu Pancasila," ungkap Westi saat ditemui dalam acara konferensi pers Launching Produksi Film Soekarno, di Hotel Century Atlet, Jakarta, Kamis 5 September 2013.


Ini artinya dari sinilah Pancasila terbentuk. Di samping itu, harus diakui bahwa film ini berbeda dengan kisah Soekarno lainnya yang sedang diproduksi.


Selain pengambilan gambar hanya dilakukan di Ende, film ini juga menampilkan sosok wanita hebat dibalik perjuangan hidup Soekarno, Inggid Garnasih.


Tak hanya itu, aktivitas Soekarno yang menonjol selama pengasingan pun turut dihadirkan. Misalnya usahanya untuk mendalami ajaran Islam. Berdasarkan riset yang dilakukan di empat titik, seperti Bengkulu, Ende, Blitar, dan Bandung, diketahui Bung Karno sempat saling surat-menyurat dengan T.A Hasan, seorang ulama pemimpin Persatuan Islam (Persis).


Dialog dalam surat menyurat yang dilakukan Soekarno berjalan rutin. Bukan tanpa alasan, Islam dipandang Soekarno sebagai alat perjuangan yang ampuh untuk mencapai kemerdekaan.


Perkuat Generasi Muda


Pemilihan sosok Soekarno sebagai tema pembuatan dalam ini sangat relevan dalam konteks saat ini. Baik disadari atau tidak, rasa kebangsaan dan cinta tanah air pada generasi muda telah memudar.


Melalui figur bapak bangsa yang mencerminkan kearifan lokal, berkarakter, dan berjiwa kebangsaan, diharapkan film ini dapat memperkuat rasa kebangsaan di generasi muda.


Terkait hal tersebut, Kemendikbud pun akan menyebarluaskan film ini dalam bentuk Compact Disc (CD). "Akan ada ribuan keping CD gratis yang diberikan ke seluruh sekolah di Indonesia," ujar Dirjen Kemendikbud RI, Prof Kacung Marijan, PhD.


Sebelum disebarluaskan kepada para murid sekolah, film ini akan ditayangkan di bioskop pada bulan Desember mendatang. Film ini dibintangi Baim Wong yang memerankan sosok Soekarno. (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya