VIDEO: Rafting Tradisional ala Suku Dayak

Loksado
Sumber :
  • flickr.com/Ng Sebastian
VIVAlife - Rafting di sungai. Sangat menantang. Perahu terombang-ambing dibawa jeram dan kadang tubuh terlempar di sungai. Biasanya, rafting menggunakan perahu karet yang bersifat kuat dan elastis, sehingga keamanan terjamin saat melewati bebatuan.
5 Makanan yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah untuk Penderita Diabetes

Tapi berbeda dengan seni rafting di Sungai Loksado, Kalimantan Selatan. Tidak dengan perahu karet, wisatawan ditantang untuk mengarungi sungai dengan rakit bambu!
Persib vs Bhayangkara FC Imbang, Begini Komentar Bojan Hodak

Loksado bisa ditempuh 4-5 jam dari Banjarmasin lewat jalur darat. Jika turun di terminal Loksado, Anda harus menyewa ojek untuk menempuh perjalanan selama 1 jam. Bersiaplah melewati bukit-bukit yang hijau serta hutan yang masih asri.
Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Sebelum rafting, wisatawan akan disuguhkan dengan segarnya udara sejuk Sungai Amandit, sungai inilah yang akan disusuri. Di kanan kiri sungai Anda bisa menemukan flora dan fauna seperti anggrek hutan, bekantan, owa-owa, dan biawak. Selain alam, pengunjung juga akan melihat potret kehidupan suku Dayak di pinggir sungai.

Rafting ini menempuh jarak 2 km, dan berlangsung selama 2 jam. Selama itu juga bersiaplah untuk menjerit ketika jeram sungai menghantam rakit.

Rakit yang digunakan biasanya terdiri dari 10-20 batang bambu yang mampu menampung 3-4 orang. Rakit Anda akan didayung oleh pemandu yang sudah berpengalaman. Pemandu ini akan memposisikan dayungnya sebaik mungkin, tidak boleh terjepit batu karena membahayakan.

Selain itu, keseimbangan sangat dibutuhkan. Juga kerjasama kelompok yang kompak. Pengunjung yang ada di atas rakit harus mengatur strategi agar tetap rakit seimbangan.

Masyarakat setempat menyebut rafting bambu sebagai Balanting Paring. Rakit seperti ini yang digunakan Suku Dayak saat menyurur sungai.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya