Film Ruma Maida

“Jangan Pernah Lupakan Sejarah Bangsa”

VIVAnews - Menyambut Hari Sumpah Pemuda tahun ini, sebuah film bernafaskan nasionalisme diluncurkan.

Aurel Hermansyah dan Keluarga Terjebak di Bandara Dubai Berjam-jam, Bisa Pulang ke Indonesia?

Film dengan judul "Ruma Maida" itu dibesut oleh sutradara Teddy Soeriaatmadja berdasarkan adaptasi naskah dari penulis feminis Ayu Utami.

Sederet aktor dan aktris seperti Atiqah Hasiholan, Yama Carlos, Davina Veronica Hariadi, Wulan Guritno, Nino Fernandez, serta Frans Tumbuan turut memperkuat film yang diproduksi oleh Lamp Pictures & Karunia Pictures ini.

10 Negara Bagian Amerika Serikat dengan Standar Hidup Terburuk, Berjuang Melawan Kemiskinan

Kisah fiksi berbalut sejarah bangsa ini memang berbeda dengan banyak tontonan lain yang sedang wara wiri di bioskop tanah air. Mengambil setting dua jaman dengan alur flashback dan penggarapan yang detil untuk wardrobe, film ini seperti menjawab idealisme anak bangsa yang merindukan film-film bertema perjuangan yang memang jarang diproduksi lagi.

Adalah Maida (Atiqah Hasiholan) seorang gadis muda yang idealis, sambil menyelesaikan skripsinya yang tidak kunjung kelar, sudah sejak dua tahun lalu mengelola sebuah "sekolah" bagi anak-anak jalanan dengan mengambil tempat di rumah tua yang terbengkalai. Dengan ikhlas mahasiswi ini mengajar serta mendidik anak-anak jalanan yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena alasan biaya.

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

Sampai suatu hari datanglah seorang pemuda bernama Sakera (Yama Carlos) ke tempat itu dan mengusir Maida serta anak-anak jalanan, karena tempat itu akan dijadikan hotel modern. Sakera sendiri adalah arsitek yang ditugaskan oleh Dasaad Muchlisin (Frans Tumbuan), seorang pengusaha eksentrik, untuk mengubah bangunan tua tersebut menjadi bangunan modern.

Perjuangan Maida untuk tetap mempertahankan bangunan tua itu akhirnya membawanya pada sebuah misteri masa lalu yang akhirnya mengubah jalan hidup banyak orang termasuk Maida dan Sakera. Dalam adegan flashback yang ditampilkan secara hitam putih, penonton pun dibawa menelusuri masa lalu bangsa ini dengan hadirnya founding father seperti Soekarno dan Bung Hatta.

Setelah film "Merah Putih" yang sarat dengan nilai-nilai kebangsaan, inilah salah satu film rekomendasi yang menjadi oase di tengah membanjirnya tontonan horor dan roman picisan.

Seperti yang pernah didengungkan oleh Presiden RI pertama Soekarno, janganlah pernah kita melupakan sejarah, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya sendiri, lewat film ini kita pun diajak untuk merenungi kembali makna perjuangan bangsa.

freddy.wally@vivanews.com

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya