Hati-hati Beri Obat Demam Pada Anak

VIVAnews - Peneliti dari Great Ormond Street Hospital, Inggris, melihat "phobia demam" dipandang berlebihan oleh orang tua dan dokter. Hal ini membuat mereka terlalu berlebihan saat mengatasi anak yang sedang demam.

Menurut National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), organisasi independen yang mempromosikan perawatan kesehatan  yang tepat berbasis di Inggris menganjurkan, untuk tidak memberikan obat penurun demam. Pemberian obat, menurut NICE, bisa memperlambat penyembuhan karena temperatur tubuh yang tinggi membantu tubuh melawan bakteri dan virus yang memicu penyakit.

Peneliti menemukan setelah empat jam, bakteri meningitis tumbuh lebih cepat pada temperatur suhu normal (37 derajat celcius), dibandingkan saat demam (40 derajat celsius). Hal ini menandakan demam sangat penting untuk melawan penyakit.

"Demam memegang peranan penting untuk mengontrol pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Memang dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui fungsi dari demam secara keseluruhan," kata salah satu peneliti seperti VIVAnews kutip dari Daily Mail.

Demam biasanya ditandai dengan peningkatan suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat celcius. Jika demam pada anak disertai sulit tidur, kemerahan, menggigil dan sulit bernafas, sebaiknya langsung periksakan ke dokter. Biasanya demam disebabkan infeksi virus yang akan reda dengan sendirinya dalam beberapa hari. Obat demam yang diberikan pada anak sebenarnya berfungsi untuk membuat anak lebih nyaman, bukan untuk mengatasi infeksi yang terjadi.

Korban Tewas Mudik Lebaran 2024 Berkurang dari Tahun Lalu, Jumlahnya 429 Orang
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, di Gedung BEI Jakarta, Selasa, 16 April 2024.

IHSG Anjlok 2 Persen Lebih Imbas Iran Serang Israel? Direktur BEI Buka Suara

Serangan militer Iran ke Israel telah berdampak pada pasar saham di kawasan Asia sejak pembukaan perdagangan pada Senin, 15 April 2024 kemarin.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024