Bernyanyi, Terapi Baru Penderita Stroke

VIVAnews - Serangan stroke bisa membuat orang kesulitan bicara. Hal itu sering membuat emosi penderita stroke menjadi lebih tinggi karena tidak dapat mengeluarkan apa yang ada di pikirannya. Untuk mengatasi hal itu, ahli syaraf dari Harvard Medical School mengembangkan terapi bernyanyi.

Pasien stroke yang menglami kesulitan bicara diajarkan mereka untuk menyanyikan kata-kata dan frasa. Teknik ini telah diuji dan hasilnya cukup efektif pada puluhan pasien yang mengalami kerusakan pada sisi kiri otak mereka. Beberapa penderita stroke tersebut, sebelumnya tidak mampu menempatkan dua kata secara bersama-sama. Menurut penelitian, setelah diberikan terapi bernyanyi mereka bahkan bisa  memberikan pidato di depan umum.

"Teknik menyanyikan kata dan frase dapat secara efektif mengatasi kesulitan bicara pada ribuan penderita stroke. Teknik ini cukup mudah dan bisa dilakukan di rumah," kata Dr. Gottfried Schlaug, ahli syaraf dari Beth Israel Deaconess Medical Centre dan Harvard Medical School, seperti VIVAnews kutip dari Daily Mail.

Serangan stroke yang menyebabkan orang kesulitan bicara ini terjadi ketika pembuluh darah pecah dan otak kekurangan oksigen. Sebelumnya telah diketahui bahwa penderita  stroke yang tidak dapat berbicara kadang-kadang dapat bernyanyi dengan jelas. Hal ini karena bagian dari daerah otak yang berkaitan dengan bahasa terpisah dari proses musik.

Teknik bernyanyi untuk penderita stroke dikembangkan pada 1970-an, tapi kemudian diabaikan dan tidak dikembangkan. Dr. Schlaug mengungkapkan kepada American Association for the Advancement of Science, langkah-langkan pengembangan teknik tersebut telah diambil dan hasilnya cukup efektif.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024