Kathryn Bigelow, Si Pembuat Malu Avatar

VIVAnews - Kathryn Bigelow mencetak sejarah baru di dunia perfilman. Ia merupakan wanita pertama yang menyandang gelar sutradara terbaik sepanjang 82 tahun sejarah Oscar. "Ini adalah momen terbaik dalam hidup saya," ujarnya usai menerima penghargaan itu.

Lewat film berlatar perang Irak, The Hurt Locker, ia mengobati kekecewaan tiga sutradara perempuan yang pernah menembus nominasi Oscar yaitu Lina Wertmuller pada 1975 (Seven Beauties), Jane Campion pada 1993 (The Piano), dan Sofia Coppola pada 2003 (Lost in Translation).

Kemenangannya menjadi semacam sindiran terhadap film-film berbiaya besar yang menembus nominasi Oscar. Hanya dengan US$ 11 juta, karyanya menumbangkan Avatar, film fenomenal karya mantan suaminya, James Cameron, yang menelan biaya produksi US$ 300 juta.

The Hurt Locker sungguh mempermalukan Avatar. Dari sembilan nominasi yang mereka perebutkan, film itu memenangi enam penghargaan yaitu film terbaik, sutradara terbaik, penulis naskah film terbaik, penyuntingan film terbaik, penyuntingan tata suara terbaik, dan tata suara terbaik.

Film produksi tahun 2008 itu menembus Oscar setelah berkelana dari festival ke festival. Film produksi tahun 2008 itu baru diputar di Amerika pada 2009, setahun setelah rilis perdana di Italia.

Drama perang berirama cepat itu merupakan filmnya yang kedelapan. Selama ini, wanita kelahiran California tahun 1951 itu dikenal gigih membuat film-film indie yang mengangkat permasalahan sosial di masyarakat. Ia menjadikan film sebagai media untuk mengkritisi dunia.

Tujuh karya lainnya adalah The Loveless (1982), Near Dark (1987), Blue Steel (1990), Point Break (1991), Strange Days (1995), The Weight of Water (2000), K-19: The Widowmaker (2002). Yang paling populer dari semua itu adalah Point Break, film yang dibintangi Keanu Reeves dan Patrick Swayze.

Ia mengawali karier sebagai seorang pelukis dan pustakawan. Merasa tak cukup puas menuangkan ide kreatif di atas kanvas, ia mengembangkan minatnya ke sinematografi dengan menempuh pendidikan di Universitas Kolombia. Dengan menyandang gelar master seni, ia juga tercatat sebagai pengajar di Institut Seni California.

Dunia film mempertemukannya dengan sutradara James Cameron. Mereka menjalani hubungan pernikahan selama dua tahun hingga 1991. Namun, perceraian tak membuat mereka menjadi musuh. Bahkan, Bigelow sempat meminta pendapat Cameron sebelum memproduksi The Hurt Locker. Ia juga langsung mendapat pelukan Cameron, saat namanya disebut sebagai sutradara terbaik.

Piala Oscar dalam genggaman Bigelow membuktikan banyak hal. Bukan hanya, kualitas seorang sutradara wanita, namun juga mengangkat sebuah karya independen berbiaya rendah ke ajang penghargaan film terbesar di dunia.

Viral Emak-emak di Taput Dituduh Curi Ketang Dihukum Telanjang, Begini Kata Polisi
Ilustrasi simbol bendera PDIP saat Peringatan puncak Bulan Bung Karno 2023 di GBK

PDIP Bisa jadi Oposisi, Bantu Pemerintah Mengkoreksi Bukan Saling Berhadapan

Sikap politik PDIP yang saat ini ditunggu-tunggu, apakah memilih menjadi oposisi dari pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, atau ikut masuk di dalamnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024