VIVAnews - Selain katarak, penyakit mata dengan sebutan glaukoma juga menjadi penyebab kebutaan di dunia. Diperkirakan, ada 70 juta penderita glaukoma di dunia, dan 20 persennya dialami masyarakat yang hidup di negara berkembang.
Meski menjadi penyebab nomor dua kebutaan di dunia, namun gangguan yang terjadi akibat kerusakan saraf mata yang disertai dengan berkurangnya luas pandangan, ini bisa diatasi jika terdeteksi sejak dini.
Berdasarkan data dari badan kesehatan dunia, WHO, sebanyak 90 persen kasus glaukoma di negara berkembang tidak terdeteksi. Sedangkan di negara maju, sebanyak 50 persen. Deteksi penyakit ini cukup sulit dan butuh peran aktif serta kesadaran masyarakat, dan kepedulian pusat pelayanan kesehatan termasuk dukungan pemerintah.
“Berdasarkan data dari RSCM, pada 2001-2008, ada 2.544 kasus baru glaukoma di rumah sakit ini, dan 33 persennya sudah mengalami kebutaan pada kedua mata. Ini terjadi karena sarana kesehatan mata kita sangat terbatas,” kata spesialis mata dari RSCM dan Wakil Ketua Umum Perkumpulan Penyatuan Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI), DR. dr. Tjahjono D Gondhowiardjo, saat ditemui dalam Pekan Glaukoma Sedunia di Kantor Kementrian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis 11 Maret 2010.
Jika Anda memiliki kornea mata yang keruh, mata merah, sering alami nyeri mata yang berat, sakit kepala, mata buram, melihat warna pelangi di sekitar lampu, dan kerap mengalami mual dan muntah, mungkin Anda memiliki gejala glaukoma akut.
Dan, bila Anda memiliki gangguan seperti sering tersandung saat berjalan, karena penglihatan tidak jelas, mungkin Anda mengalami glaukoma kronik yang menyebabkan terjadinya penyempitan luas pandangan. Perjalanan penyakit glaukoma kronik sangat lambat, sehingga terkadang pasien yang datang ke dokter sudah dalam stadium lanjut.
“Wanita lebih rentan menderita glaukoma, karena kaum hawa cenderung emosional yang bisa memicu terjadinya glaukoma. Gejala lain yang bisa jadi indikasi, jika dari tempat terang Anda pindah ke tempat yang gelap, mata terasa sakit, hati-hati, ada kemungkinan Anda mengalami glaukoma,” kata Spesialis Mata dari RSCM, Dr. Virna Dwi Oktariana.
Untuk itu, perlu adanya deteksi dini glaukoma agar kebutaan yang mungkin terjadi pada penderita ini bisa dicegah. Bagi mereka yang telah berusia di atas 40 tahun, diwajibkan untuk melakukan deteksi dini glaukoma. Pasalnya, penyakit ini merupakan penyakit degeneratif yang bisa terjadi seiring bertambahnya usia.
“Lakukan pengecekan tekanan bola mata secara teratur maksimal 1 tahun sekali. Jika tekanan bola mata lebih dari 21 mmHG, Anda perlu waspada. Dan, jika tekanan bola mata Anda sudah mencapai 50 mmHG bisa lebih cepat menyebabkan kebutaan hanya dalam hitungan minggu,” katanya menjelaskan.
VIVA.co.id
20 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Yogyakarta Tuan Rumah Seri Pembuka Superchallenge Supermoto 2024, Catat Tanggalnya
100KPJ
7 jam lalu
Superchallenge Supermoto Race 2024 Seri Kejurnas bakal berlangsung sebanyak lima seri di lima kota berbeda. Untuk seri pembuka akan berlangsung di Yogyakarta.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
sekitar 1 bulan lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Untuk para artis Tanah Air, persiapan untuk menghadapinya telah menjadi bagian dari agenda hidup. Mereka tidak ingin menyusahkan keluarga ketika nantinya telah meninggal.
Sabtu, 20 April 2024 menjadi hari yang penuh cinta dan kebahagiaan bagi penyanyi dangdut Putri Isnari dan pujaan hatinya, Abdul Azis. Keduanya resmi menikah di Balikpapan
Selengkapnya
Isu Terkini