- shiroeten.com
VIVAnews - Meski tak ada adegan porno dalam film 'Menculik Miyabi', organisasi Front Pembela Islam (FPI) tetap menolak film bergenre komedi itu.
"Penolakan DPP-FPI terhadap Film Miyabi bukan hanya terbatas pada itu film porno atau bukan, tapi sosok Miyabi sebagai ikon porno dunia,"kata FPI dalam rilis yang diterima VIVAnews, Jumat 14 Mei 2010.
Alasan itu dirasa kuat untuk menolak 'Menculik Miyabi', meski film itu lolos sensor.
"Bagi FPI, menampilkan ikon porno dunia berarti upaya menjadikannya sebagai idola sehingga sekaligus menjadi ajang promosi untuk semua industri porno yang dibuatnya selama ini."
FPI juga memberi peringatan keras kepada siapa pun yang memberi pernyataan dengan mengatas-namakan FPI Kota Bandung, terkait Miyabi.
Menurut FPI, DPW-FPI Kota Bandung sejak digelarnya Musda DPD-FPI Jawa Barat di Sumedang Februari lalu telah dibekukan.
Rilis FPI berkaitan dengan pernyataan Ketua Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) Bandung Hilman Firdaus yang menilai film 'Menculik Miyabi' layak tayang di bioskop karena bergenre komedi.
Dia telah menonton film tersebut bersama istrinya di bioskop saat tayang perdana.
Setelah memperhatikan dengan seksama, Hilman menilai tidak ada adegan syur dalam film itu. "Itu hanya film bergenre komedi. Tidak membahayakan dan layak tayang," kata Hilman saat dihubungi wartawan, Bandung, Jumat 7 Mei 2010.
Menurutnya, film tersebut telah lolos sensor sehingga masyarakat tidak perlu khawatir ada adegan panas yang biasa diperankan Miyabi atau Maria Ozawa.
Sejak 6 Mei 2010 bioskop-bioskop di Indonesia mulai menayangkan film 'Menculik Miyabi'. Film tersebut mengundang kontroversi karena diperankan oleh bintang porno asal Jepang Miyabi.
Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet
Anak usaha Jakpro menginisiasi pemanfaatan lampu jalan milik Pemerintah Provinsi Jakarta untuk dikembangkan menjadi PJU Pintar. Bisa terkoneksi internet dan 5G.
