- inmagine.com
VIVAnews - Selain kekebalan tubuh dan genetik, para ibu juga dapat mewariskan molekul polutan kepada anak-anak sejak dalam kandungan. Sehingga, di masa awal kehidupan bayi telah memiliki beban polutan yang bisa memicu kanker di kemudian hari.
Menurut lembaga penelitian nirlaba Environmental Working Group (EWG), kemampuan tubuh membersihkan molekul kimia tergantung jenis polutan. Ada polutan tertentu yang membutuhkan waktu sehari untuk dibersihkan dari sistem tubuh, seperti bahan pembuat plastik ftalat yang sering digunakan dalam kosmetik, cat dan plastik.
Namun, polutan tertentu seperti merkuri membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa dieksresikan tubuh. Sehingga, bahan kimia yang ada dalam tubuh ibu akan diwariskan pada anak-anak yang dikandungnya. Bahaya tak sampai di situ. Dua tahun pertama setelah kelahiran, bayi sangat rentan terkena polusi udara.
"Studi menunjukkan sejak lahir sampai berusia dua tahun, bayi 10 kali lebih sensitif terhadap bahan kimia yang menyebabkan kanker daripada orang dewasa," kata Jane Houlihan, wakil presiden EWG untuk penelitian ini.
Dari studi ditemukan, para ibu memiliki tingkat polusi rata-rata 1,5-5,2 kali lebih tinggi daripada anak-anak mereka. Seorang ibu rata-rata terkontaminasi 35 bahan kimia dan mewariskannya pada anak-anak mereka. Polutan ini termasuk plastisizer, ftalat, bahan cat, metil mercuri, dan teflon. Kimia ini merupakan campuran senyawa yang ditemukan dalam furnitur, kosmetik, kain, dan barang-barang konsumen lainnya.
"Ilmuwan menemukan efek toksik bahan kimia diwariskan selama empat generasi dan menyebabkan perubahan genetik permanen yang diwariskan," katanya, seperti dikutip dari laman Shine. (adi)