Pizza 'Gunung Berapi' Membara ala Bali

Volcano pizza
Sumber :

VIVAnews -  Pariwisata di Bali bukan hanya pantai dan  budayanya yang unik. Pulau Dewata juga punya kekayaan kuliner yang patut dijelajahi.

Gak Minta Kado, Maxime Bouttier Ngarep Quality Time Bareng Luna Maya di Hari Ulang Tahunnya

Di Jalan Pantai Kuta, Legian, misalnya. Sebuah restoran bernama Papa’s Limoncello  menawarkan hidangan unik, volcano pizza.

Tak seperti lazimnya pizza yang bentuknya ceper, penampilan pizza ala ‘gunung berapi yang siap meletus’ ini adalah setengah bola berdiameter lebih kurang 30 centimeter.

Presiden PKS: Ikhtiar Sudah Kita Optimalkan meski Hasil Tak Sesuai dengan Harapan

Tak hanya rupa yang tak biasa, cara penyajian makanan ini spesial. Di meja makan, pramusaji akan menyiram permukaan pizza dengan cairan, lalu menyalakan korek. Pizza dibakar hingga membara.  Api yang membumbung tiba-tiba, tak jarang mengagetkan pembeli.

Wow! Ini sangat unik, saya tak pernah melihat ini sebelumnya,” kata Lena Powel, turis asal Perth Australia, dengan ekspresi kaget.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

Api yang membakar pizza akan bertahan sekitar 15 detik, meninggalkan  bekas kecoklatan di permukaannya yang tipis.

Lalu, giliran pisau dimainkan. Kulit permukaan dipotong melingkar dan disisihkan. Yang tertinggal pizza ceper, lengkap dengan topping dan lelehan keju mozzarella.

Rasanya? “Ini enak sekali, kulitnya lebih lembut dari pizza biasa,” ungkap Corporate PR Manager Bakrieland, Sandra Damosumarto, yang baru kali pertama mencicipi makanan ini.

Pihak Papa’s Limoncello mengklaim, pizza jenis ini adalah satu-satunya di Bali. Bahkan, “di Italia, makanan seperti ini tidak ada,” kata manajer operasional Papa’s Limoncello, Widyartanto Heru.

Ide pizza ini, kata dia, dicetuskan salah satu pendiri kafe yang asal Sisilia, Italia.  “Ini adalah pengembangan dari calzone – pizza setengah lingkaran. Agar lebih menarik dibuat seperti gunung.”

Tak hanya rasa yang ditonjolkan, tapi juga unsur hiburan. Kata Widyartanto, ada ‘tradisi’ untuk menggunakan kulit pizza pizza yang tipis setengah bola sebagai topi. Atau,  bisa juga dibolongi dan dijadikan topeng.

“Topi atau topeng biasanya digunakan dalam permainan. Tapi kalau masih lapar dan ingin memakannya, boleh-boleh saja,” tambah dia.

Dijelaskan Widyartanto, ada dua varian pizza volcano yang disediakan, Kintamani vocano pizza, dengan topping daging, ham, dan sosis – yang semuanya sapi. Juga ada vocano Fujiyama yang permukaannya ditaburi seafood dan rajangan buah zaitun atau olive nan gurih.

“Ini untuk mengantisipasi selera dan kondisi pembeli. Ada orang-orang yang alergi seafood, di sisi lain karena keyakinannya, ada yang tidak boleh memakan daging sapi. Yang jelas, makanan di sini halal.”

“Apalagi kebetulan pemilik restoran ini orang asli Malaysia yang sudah WNI,” jelas Widyartanto.

Pizza ‘gunung berapi’ ini dibentuk dari dua adonan tipis  berbentuk lingkaran. Setelah diisi topping, dua adonan lalu disatukan.

Dengan teknik pemompaan khusus, lapisan bagian atas dibuat menggelembung. Kemudian, pizza dipanggang di tungku bata khusus untuk pizza. Butuh suhu sampai 300 derajat celcius untuk memanggang pizza.

Hanya perlu waktu kurang lebih 15 menit untuk menyiapkan dan memanggang pizza ini.

“Kami memakai kayu kopi agar panasnya tahan lama dan baunya harum. Kayu bakar biasa kurang bagus untuk memanggang pizza,” kata Widyartanto.

Yang jelas, tambah dia, pizza yang dibanderol harga Rp 125.000 ini mampu menarik para pembeli, terutama dari Jepang dan Korea. “Mungkin karena bentuk dan penyajiannya unik,” tambah Widyartanto.

Kulit volcano pizza dijadikan topi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya