TBC Mengincar Wanita Aktif

VIVAnews - Selama ini, TBC dianggap sebagai penyakit yang khas menjangkiti masyarakat golongan ekonomi lemah. Tapi, tahukah Anda, kuman penyebab TBC tak pernah pandang bulu kala menyerang korban. Menurut penelitian The New Jersey Medical School Global Tuberculosis Institute, wanita berusia produktif, yaitu berumur antara 15-54 tahun, berada pada titik tertinggi risiko terserang TBC. Mengapa?

Hal ini disebabkan, mycobacterium tuberculosa (kuman penyebab TBC), menular ke tubuh orang lewat partikel dahak halus ketika si penderita TBC batuk. Penularannya bisa terjadi di mana saja, di kantor, di pusat-pusat perbelanjaan, di sekolah, dan sebagainya.

Jika daya tahan orang itu baik, ia tidak akan sakit, sebab kuman TBC menetap di paru-paru dalam kondisi ‘tidur’. Tapi, bila daya tahannya memburuk akibat stres dan aktivitas fisik terlalu berat, barulah kuman tersebut menjadi aktif dan berkembang menjadi penyakit.

Wanita berusia produktif (antara 15-54 tahun) tergolong rawan diserang TBC. Maklum, aktivitas fisik mereka yang berada pada puncak sering tidak ditopang makanan bergizi. Stamina tubuh lantas menurun, padahal dalam tubuhnya terdapat kuman TBC. Maka, kuman tersebut amat mungkin menjadi aktif, lalu berkembang menjadi penyakit.

Kuman TBC yang menyerang paru-paru dalam jangka waktu lama (menahun) bisa mengakibatkan kerusakan paru-paru. Karena itu, waspadalah bila mengalami beberapa gejala berikut ini:
- Batuk berdahak dalam waktu lama, lebih dari 3 minggu.
- Demam lebih dari satu bulan, terutama siang dan sore hari.
- Nafsu makan berkurang.
- Berat badan menurun.
- Berkeringat di malam hari tanpa melakukan aktivitas apa pun.
- Mudah lelah.
- Nyeri dada dan sesak napas.
- Batuk dengan dahak lendir bercampur bercak darah.
   
Namun, tak semua kuman TBC menyerang paru-paru. Karena, TBC dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, sehingga dapat menyerang bagian tubuh yang lain. Yang dapat dimasuki kuman TBC, antara lain kulit, otak, tulang, ginjal, leher, serta payudara. Intinya, seluruh bagian tubuh sebenarnya punya potensi, karena kuman mengalir lewat darah.
   
Karena gejala TBC mirip gejala penyakit lain, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan tubuh terjangkit TBC atau tidak. Yaitu, pemeriksaan riwayat penyakit, tes tuberkulin (tes mantoux), pemeriksaan dahak secara mikroskopik, foto rontgen paru-paru, serta pemeriksaan LED (Laju Endap Darah). Jika hasil tes positif, maka pengobatan harus segera dilakukan agar penyakit tidak menyebar dan bertambah parah. Dulu, TBC hanya bisa sembuh total dalam waktu 2,5 tahun. Namun kini, teknik pengobatan sudah kian canggih sehingga pasien dapat sembuh total hanya dalam waktu 6 bulan.
   
Selain mengonsumsi makanan bergizi, cukup berolahraga, serta mampu mengelola stres, tindakan yang perlu dilakukan untuk menghindari TBC adalah menjaga kesehatan lingkungan. Salah satunya dengan cara membenahi sirkulasi udara dan cahaya di dalam rumah, agar sinar ultraviolet dapat membunuh berbagai macam kuman penyakit, termasuk TBC.

Sekda Depok Maju Pilkada, Minta Dukungan Ridwan Kamil
MRT Jakarta

Wali Kota Berharap Proyek MRT 'Beneran' Sampai Tangsel: Itu Kita yang Usul

Proyek perpanjangan trayek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di wilayah Kota Tangerang Selatan, disambut baik oleh pemerintah setempat.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024