Birdcage

Bird Cage
Sumber :
  • Vivanews/ Tri Saputro

Jl. Wijaya IX no. 23
Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Tel. 739 2430

Sebuah latar puitis tempat Bali Café Gallery yang bernasib malang pernah bertahkta. Kini ia dipergunakan dengan baik oleh, tak lain dan tak bukan, arsitek Andra Matin, yang dikenal oleh desainnya yang unik dan cutting edge (Toko buku Aksara di Kemang, Gedung 28 di Kemang, dan yang terbaru, Komunitas Salihara di Pasar Minggu).

Tempat gaul termutakhir ini, yang dengan estetika modernnya menghadirkan suasana membumi—ia semacam pondok ski di Skandinavia—bertengger manis di lantai atas sebuah gedung dua lantai (lantai bawahnya adalah sebuah toko anggur dan toko pakaian). Bar sekaligus lounge dan kafe, dengan ruangan yang terdiri dari sejumlah unsur ini—kaca, bata telanjang (exposed brick), lantai kayu, semen gelap dan pencahayaan yang sangat cermat dan atmosferis—juga menggunakan meja-meja kayu panjang melintang sepanjang teras dengan cerdas. Meja-meja kayu itu mendominasi hampir seluruh pemandangan yang sejuk berangin dan dinaungi pepohonan; sementara, di luar, sofa-sofa luas berbentuk L yang menghias tepi balkon nampak sangat ciamik (meski mesti diakui, agak canggung untuk makan dengan nampan di situ). Salah satu alternatifnya adalah dengan meletakkan meja yang agak tinggi dan sama panjangnya dengan sofa meskipun ini akan mempengaruhi estetika ruang secara umum).

Meski makanannya belum sepadan dengan desainnya, menunya hampir seluruhnya Italia, dengan pesona yang sederhana dan tak mengada-ada. Tentu, ada kekurangan di sana-sini: sop tomatnya enak tak tergoyahkan, namun salad keju buffalo mozzarella-nya payah, dan ini bagi saya sedikit mencengangkan karena nampaknya tak ada usaha untuk membuatnya lebih memenuhi standar universal.

Linguine dengan udang, sun-dried tomatoes, capers dan cabai, terlepas dari tekstur al dente yang sempurna dan udang galah ukuran besar, menguarkan sedikit aroma kulkas; yang jauh lebih enak adalah rubbed chicken yang dibumbui dengan cukup jitu, yang saus rendamnya memberi sedikit kompensasi kepada tekstur yang mediokre dan saus pendamping yang tumpul. Yang jelas: menu yang singkat itu—yang menyuguhkan tak terlalu banyak pilihan dalam setiap kategori masakannya–malah menjanjikan fokus. Terdapat pula rupa-rupa pizza, yang ideal untuk disantap beramai-ramai, entah sebagai hidangan utama atau snack pendamping miras, dan hidangan penutup yang cukup andal, termasuk melted chocolate (kue busa coklat dengan coklat leleh di dalamnya) yang hampir selalu ada di menu manapun di Jakarta saat ini, dan samosa pisang yang akhir-akhir ini semakin kinclong.

Bagi penikmat babi, twice-cooked pork belly (perut babi yang dimasak dua kali)-nya adalah sebuah keharusan: kulitnya yang renyah dan gurih tak ada duanya di Jakarta (versi serupa bisa dinikmati di Elbow Room dan Vin+ di Senayan Arcadia, karena berasal dari resep yang sama). Di sini ia dihidangkan tanpa embel-embel di atas gundukan kentang lumat (sangat arif).

Pelayanan tetap cenderung lambat, meski sudah jauh lebih baik dari tahun pertama, di mana kita betul-betul dapat merasakan sebuah restoran yang sedang berusaha keras meningkatkan diri. Ramuan cocktail-nya juga masih agak kurang memadai –lychee martini dan white chocolate martini-nya cenderung terlalu manis, sementara lime caipiroshka dan margarita-nya malah kurang masam. Namun faktor kebetahan, suasana yang mengalir seperti air, dan jumlah ‘muah muah’ (air kissing) antar pelanggannya menutupi kekurangan-kekurangan kecil di sana-sini. Juga sensasi tentang sebuah dapur yang sejatinya layak, yang tetap berusaha keras membebaskan diri dari cacatnya sendiri.

Harga: sekitar Rp 350.000 – Rp 450.000 untuk 2 orang (dengan masing-masing 2 minuman beralkohol)
Jam buka: 11:00 – 00:30 (hari kerja);
11:00 – 02:00 (akhir pekan)
Busana: semi kasual
Atmofer: termutakhir dalam gerakan hip vernacular
Alkohol: bar yang berfungsi sepenuhnya + pilihan anggur yang baik
Metode pembayaran: menerima semua kartu kredit utama
Diulas pada: Februari 2008

Nayla Purnama Jadi Peran Utama di Film Horor Vina: Sebelum 7 Hari, Diangkat dari Kisah Nyata Viral
Ilustrasi Google.

Google Pecat 28 Karyawan Setelah Protes Terhadap Kontrak dengan Pemerintah Israel

Google telah memecat 28 karyawan yang berpartisipasi dalam protes perang Gaza pada hari Selasa 16 April 2024 di fasilitasnya

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024