Saat Tepat Memperbaiki Gizi

Ibu hamil.
Sumber :
  • corbis

VIVAnews – Masih banyak yang dapat dilakukan mencegah anak kekurangan gizi. Di antaranya, memperbaiki gizi kelompok yang masuk dalam periode window of opportunity, yaitu remaja perempuan, ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi hingga anak usia 2 tahun.

Periode window of opportunity adalah kesempatan singkat melakukan sesuatu yang menguntungkan. Kesempatan itu harus dimanfaatkan, karena bila terlewatkan, maka risiko buruk akan terjadi di kemudian hari.

“Jika kesempatan singkat ini terabaikan, hilanglah kesempatan memperbaiki kualitas hidup generasi akan datang,” kata Ketua Umum Pergizi (Persatuan Edukasi dan Rehabilitasi) Pangan Indonesia Prof Ir H Hardinsyah, MS., PhD, di Jakarta.

Saat masa kehamilan, sering wanita mengalami beberapa masalah kesehatan,  seperti mual, muntah secara berlebihan, anemia, kekurangan zat besi, sembelit, hipertensi, preklamsia, eklamsia serta diabetes gestasional.

Itulah sebabnya, kecukupan gizi ibu hamil harus mendapatkan perhatian serius karena akan berpengaruh besar pada perkembangan anak di masa mendatang.

“Misalnya, kebutuhan energi pada trimester 1 sebesar 2.080 kkal, trimester 2 dan 3 sebesar 2.200 kkal dan protein 67 gram perhari pada trimester 1-3,” kata Hardinsyah yang juga Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia, IPB.

Yang perlu diperhatikan lagi ialah fakta bahwa ibu hamil, wanita remaja serta bayi sampai usia 2 tahun, termasuk dalam kelompok kritis tumbuh kembang manusia. Masa depan kualitas hidup manusia akan ditentukan pada kelompok ini, sehingga mereka harus betul-betul memperhatikan pola hidup sehat.

Kekurangan gizi dalam bentuk kekurangan protein dan energi, serta zat gizi mikro (yodium, zat besi, dan vitamin A) pada kelompok itu, tak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tapi juga gangguan non fisik. Misalnya, kerusakan awal pada perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan sekolah, dan produktivitas yang berlangsung permanen.

“Asal mula kegemukan dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan diabetes dapat pula terjadi karena kekurangan gizi selama masa bayi,” katanya.

Masalah malnutrisi pada anak balita dalam bentuk kurang gizi dan juga gizi buruk, kata Hardinsyah, ternyata juga bisa terkait dengan keadaan gizi ibu waktu remaja atau saat hamil dulu. Oleh sebab itu, pencegahan masalah gizi tidak lagi diutamakan pada anak balita, tetapi juga difokuskan kepada remaja wanita, ibu hamil, dan bayi sampai usia 24 bulan.

“Apabila keadaan gizi kelompok tersebut baik, menurut berbagai penelitian, kualitas hidup manusia akan baik pula. Sebaliknya, bila keadaan gizi kelompok ini buruk, terutama yang berasal dari masyarakat miskin, banyak masalah akan muncul akibat rendahnya kualitas hidup manusia,” kata Ahli Gizi yang juga Guru Besar IPB, Prof Soekirman, SKM, MPS-ID, PhD.

Panen Raya di Purwakarta Jelang Lebaran Dimassifkan Perkuat Ketahanan Pangan
Ivan Gunawan

Trik Simpel Ivan Gunawan, Agar Silaturahmi Lebaran Bisa Tetap Glowing

Menjalani tradisi silaturahmi Lebaran, kita akan berhadapan dengan banyak orang. Maka, tak sedikit yang memikirkan penampilan agar terlihat baik. Pun, bagi Ivan Gunawan.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024