Suami Suka Memukul

Tanya:
Saya sudah menikah selama setahun. Beberapa bulan belakangan, saya baru mengetahui kalau suami tempramental. Masalahnya, dia mulai sering memukul saya untuk melampiaskan kekesalannya.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho ke Dewas, Ada Apa?

Anehnya, saya tidak pernah melihat perilaku buruk ini ketika pacaran. Apa yang harus saya lakukan, agar suami mau menghentikan kebiasaan buruknya ini?

Jawab:
Perilaku abusive (kejam) bisa muncul dalam bentuk corporal punishment (hukuman  fisik), misalnya memukul, sexual  abuse, atau verbal abuse (kata-kata kasar). Perilaku ini berbahaya karena bisa meninggalkan luka di fisik maupun hati orang lain.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

Sebenarnya, perilaku ini bisa Anda deteksi saat masih pacaran. Misalnya, ketika ada seseorang yang menyerempet mobilnya, dia segera turun dan mencaci-maki pengendara tersebut.

Seorang dengan abusive behavior mungkin tidak melampiaskan kemarahannya pada pacarnya karena takut ditinggalkan.Tapi, ketika status telah berubah menjadi pernikahan, dia tidak takut lagi ditinggalkan. Maka, dengan bebas dia menjadikan istrinya sebagai objek.

Hasil Pertandingan Persik Kediri Vs PSS Sleman, 8 Gol dan 1 Kartu Merah

Perilaku ini terbentuk karena penyesuaian diri yang keliru terhadap lingkungan. Misalnya, sejak kecil dia sering ditempeleng, dicambuk dengan ikat pinggang, atau dimaki-maki. Secara bertahap dia belajar untuk melakukan hubungan dengan orang lain melalui tindakan kekerasan. Dia mengasosiasikan kasih sayang dengan tindakan yang keliru. Maka, setelah dewasa  dia mewujudkan kasih sayangnya dalam tindak aniaya juga. Hal ini bisa terjadi pada istrinya atau anaknya kelak.

Sebaiknya, Anda jangan berdiam diri. Jika kebiasaan memukulnya bisa membuat Anda terluka, laporkanlah hal ini pada keluarga. Anda bisa mengajaknya berkonsultasi ke psikolog. Bila dia tidak bersedia juga, Anda bisa melaporkan ke LSM yang peduli pada masalah wanita.

Konsultan:
Maria Susanti - Psikolog

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya