Tradisi 'Meriam Ramadan' di Mesir

Masjid Al-Hussein, di Kairo, Mesir
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews - Dentuman meriam menjadi simbol sukacita di Mesir. Di masa lalu, suara tembakan senjata perang itu digunakan sebagai alat komunikasi yang menandai waktu berbuka puasa. Bukan untuk menebar rasa takut.

Meriam yang dikenal dengan sebutan 'Midfar Al Iftar' atau 'Meriam Iftar' adalah bagian dari tradisi kuno Ramadan di Mesir. Tak hanya menandai waktu berbuka, tapi juga waktu imsak atau dimulainya puasa.

Asal usul 'Meriam Ramadan' bermula pada 865 Hijriyah, saat pemerintahan penguasa Ottoman Khooshghadam. Bermula saat Ottoman yang berkuasa di Mesir kala itu tengah bermain dengan meriam barunya di area istana. Tanpa sengaja, meriam itu meletus dan suaranya menggema ke seluruh tanah Mesir. Masyarakat spontan menganggapnya sebagai tanda berbuka puasa.

Esok harinya, saat dentuman itu tak terdengar lagi, sejumlah tetua bertandang ke istana Ottoman agar suara dentuman itu diperdengarkan lagi sebagai tradisi untuk menandai buka puasa.

Dalam kunjungan itu, mereka disambut istri Ottoman, Hajja Fatma, yang mengatakan bahwa Ottoman setuju. Meriam itu pun diberi nama 'Hajja Fatma' sebagai penghormatan kepada wanita yang telah mensahkan tradisi kuno tersebut.

Tradisi tersebut kemudian diperkenalkan di Dubai, pada masa pemerintahan Shaikh Saeed Al Maktoum (1912-1958). Lalu, menyebar ke negara Teluk lainnya termasuk Kuwait di era Syaikh Mubarak Al-Sabah, 1907. Di masa kini, sejumlah negara masih mengabadikan tradisi itu setiap Ramadan.

Kapten Mohammed bin Mussabah mengatakan, saat pemerintah Dubai menggunakan empat meriam bekas senjata Perang Dunia II. Keempat meriam ditempatkan di Musalla Deira, Musalla Karama, Al Ras, dan di luar gerbang taman Al Safa. Di Dubai, tugas menembakkan meriam memang menjadi tanggung polisi. (Rudy Bun) (eh)

Drama 4 Gol Lawan Madura United, Dewa United Jaga Asa Tembus Championship Series
Simulasi Makan Siang di Tangerang, Menko Airlangga Hartarto

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

Program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan membutuhkan 6,7 juta ton beras per tahunnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024