VIVAnews – Sehari menjelang Tahun Baru Imlek, warga keturunan China melakukan pemujaan dan memberikan persembahan untuk Dewa Dapur. Mereka percaya, pada saat tahun baru, Dewa Dapur akan turun ke bumi dan melakukan inspeksi ke rumah mereka.
Sang Dewa akan memberikan penilaian dan melaporkannya kepada Dewa Agung di surga. Oleh karena itu warga China memberikan berbagai persembahan makanan supaya mereka terus dilimpahi rezeki.
Berbeda dengan di negeri aslinya, masyarakat China peranakan di Indonesia punya menu tersendiri untuk suguhan di meja persembahan dan saat jamuan makan bersama keluarga. Mereka menyajikan masakan peranakan yang merupakan perpaduan seni kuliner China, Indonesia (Jawa), dan Belanda.
Perjamuan Imlek dengan suguhan kuliner tiga budaya yang unik ini tersaji di Resto Dapur Babah yang terletak di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Pada halaman belakang resto, terdapat meja persembahan dan patung Dewa Agung. Meja tersebut telah ditata dengan persembahan makanan lengkap dengan altar pemujaan yang diapit dua patung burung hong (bangau).
Persembahan di meja panjang tersebut meliputi menu lodeh yang berasal dari Jawa, roti bluder dari Belanda, dan sayur asin dari China. Tak lupa tersedia juga berbagai buah-buahan manis seperti kelengkeng, duku, rambutan, pepaya, pisang raja, manggis, apel, dan jeruk kecil.
Ada pula kue-kue manis yang diletakkan dalam piring kecil. Kue manis merupakan perlambang manisnya kehidupan di tahun berikutnya. Namun tak hanya kue keranjang yang sudah menjadi tradisi, ada pula kue khas Indonesia seperti kue mangkok merah, onde-onde, kue cucur, dan sebagainya.
Tersaji juga berbagai manisan seperti mangga kering, keripik pisang madu, cermai, kiamboy hitam, kiamboy madu, dan jelly. Sebagai pelengkapnya, biasanya tersedia minuman pendamping yaitu arak China. Seluruh sajian berjumlah 12 sesuai tradisi China.
Kemudian sembahyangan dilakukan pada malam tahun baru dan pada pagi harinya. Acara persembahyanagn dilakukan sekitar 2 jam disertai doa-doa kepada Tuhan, mendoakan arwah leluhur dan pembakaran dupa hio.
Setelah dupa hampir habis terbakar, dilakukan siao pwee atau melemparkan dua keeping mata uang yang jatuh dengan posisi brbeda. Hal itu melambangkan arwah leluhur memberikan restu. Kemudia persembahyangan ditutup dan dilanjutkan dengan menyantap hidangan.
Di bagian dalam resto Dapur Babah juga terdapat meja pemujaan yang berisi patung 12 Dewa Dapur dan Dewa Agung. Para pengunjung yang ingin merayakan Imlek di sana bisa melakukan pemujaan terlebih dahulu.
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Aneh tapi Nyata, Mayat Ini Tetap Utuh Meski Telah 15 Tahun Dikubur: Masyaallah, Wangi
Siap
16 menit lalu
Sejumlah warga digegerkan dengan kejadian langka, yang memperlihatkan sesosok mayat dalam kondisi utuh. Padahal ia telah dikubur selama lebih dari 15 tahun.
Cabor BMX Kota Batu terancam gagal jadi tuan rumah di ajang Porprov 2025 mendatang. Pasalnya, rencana pembangunan sirkuit untuk cabor BMX belum jelas hingga kini
Jelang Indonesia Vs Korea Selatan di Perempatfinal Piala Asia U23 2024, Rizky Ridho Ungkap Hal Ini
Banten
18 menit lalu
Timnas Indonesia U23 akan menghadapi Korea Selatan di kaga Perempatfinal Piala Asia U23 2024, Kapten Timnas Indonesia Rizky Ridho mengungkapkan hal ini.
Bupati Ikfina menyampaikan terimakasih atas kinerja seluruh jajaran dilingkup Pemkab Mojokerto, sehingga dapat meningkatkan perolehan nilai SPI di tahun 2023 lalu.
Selengkapnya
Isu Terkini