- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Tampilan Syahrini, mulai dari riasan, tata rambut, busana hingga aksesori yang dikenakannya selalu menyita perhatian. Ini tak lepas dari istilah 'nyeleneh' seputar dandanan yang selalu ia lontarkan, seperti bulu mata antibadai, hingga gaya poni barunya, jambul khatulistiwa.
Lalu bagaimana tanggapan Sonny Muchlison, kritikus mode yang terkenal dengan komentar pedasnya, soal tampilan Syahrini? Menurutnya, jambul tinggi sang penyanyi, sudah sangat ketinggalan zaman.
"Itu poni gaya ikan Lohan sudah lewat, ketinggalan zaman. Sudah beberapa tahun lalu poni itu jadi tren," kata Sonny saat dihubungi VIVAnews.com, 1 Desember 2011.
Saat bernyanyi, Syahrini juga sering tampil mengenakan busana penuh dengan payet dan mengenakan aksesori menyala. Sonny menganggap, itu karena Syahrini ingin tampil seperti putri kerajaan dalam negeri dongeng.
"Istilahnya princess wannabe, dia mengklaim dirinya sebagai princess. Pakai aksesori bling-bling seperti itu juga sudah lewat beberapa tahun lalu. Sekarang zamannya kembali ke purity, atau tampilan alami," kata Sonny.
Ia juga mengomentari riasan Syahrini yang berlebihan. Menurutnya, eyeliner penyanyi berdarah Sunda itu terlalu tebal, termasuk pilihan warna blush on yang sangat menyala
"Itu bulu mata yang dia sebut bulu mata antibadai berlebihan. Justru menurut saya seperti kipas Firaun, selebar daun lontar, lebay. Jujur, she's actually beautiful, dia sudah memiliki modal. Tapi karena dandanannya berlebihan jadi terlihat palsu," kata Sonny.
Namun, ada satu penampilan Syahrini yang mendapat pujian dari Sonny. Yaitu saat ia mengenakan busana warna oranye dengan belt hitam, saat menyambut David Beckham.
"Saya suka sekali busana oranye yang dikenakan saat bertemu Beckham. Itu pas ditubuhnya, minimalis, cutting-nya bagus. Lekuk tubuhnya juga terlihat. Tapi, kenapa eyeliner hitam setebal itu, belum lagi bulu matanya, duh," kata Sonny.
Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet
Kejuaraan North Sumatera Amateur Open (NSAO) 2024, kembali digelar oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) Sumut. Peserta berasal dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina,
