- REUTERS/Jo Yong-Hak
VIVAnews - Di atas panggung dan kehidupan sehari-hari, sembilan artis wanita yang tergabung dalam girlband Girls Generation atau SNSD selalu kompak. Namun, bukan berarti mereka tak pernah berselisih. Bahkan, tak jarang terjadi pertengkaran.
Hal ini diakui kedua personel yang baru saja merilis album ketiga tersebut, Jessica dan Hyoyeon. Dalam acara M'net's episode 'Beatles' Code', kedua artis seksi ini berbagi cerita soal pertengkaran yang terjadi di antara mereka.
Dan selama ini, baik Jessica maupun Hyoyeon belum pernah menceritakan soal perseteruan mereka. "Aku bertengkar dengan Jessica baru-baru ini. Aku mengatakan sesuatu yang benar-benar kasar padanya karena aku pikir dia tidak memahami aku," kata Hyoyoen seperti dikutip dari Allkpop, Selasa, 13 Desember 2011.
Hyoyeon menambahkan emosinya sudah memuncak dan bahkan membuat dirinya nyaris memukul teman satu grupnya itu.
"Kita berdua sudah nyaris bertengkar hebat," ucapnya lagi.
Jessica menambahkan dirinya sempat terlibat perkelahian mulut dengan Hyoyeon. Namun, setelah itu mereka memilih ke kamar masing-masing dengan perasaan kesal yang memuncak.
"Kami membanting pintu kamar kami. Kami saling marah (di kamar) terpisah dan ketika kami kembali keluar, kami hampir berkelahi," ujar Jessica.
Sayang, keduanya tidak merinci apakah yang membuat keduanya terlibat 'perang mulut' sehingga nyaris saling memukul satu sama lainnya. Namun, yang pasti pertengkaran Jessica dan Hyoyeon membuat takut personel lainnya. Tiffany, salah satu personel SNSD mengaku sangat khawatir dengan perseteruan kedua sahabatnya.
"Mereka berdua benar-benar menakutkan. Kami mencoba untuk menahan Hyoyeon," ucap Tiffany sambil bergidik.
Pertengkaran sengit itu tak lantas membuat kedua artis ini menjadi bermusuhan. Mereka menyadari kesalahan masing-masing dan saling meminta maaf.
"Kemudian kita menangis dan meminta maaf," ucap Hyoyeon. (hp).
Heboh Bacanda Soal Pencabulan, Netizen Ungkap Seruan Boikot Saipul Jamil
Sebagaimana diketahui, Saipul Jamil pernah tersandung kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur pada 2016. Ia kembali bebas ke masyarakat pada September 2021.
