Perang Desain Empat Brand Fashion Mewah

Tas birkin
Sumber :
  • Forbes

VIVAnews - Tak ada yang baru di dunia ini. Semua karya kreatif yang muncul tak dapat dikatakan 100 persen original. Inilah yang kemudian menyulut gesekan-gesekan hak cipta di antara kompetitor, seperti perang antara antara dua merek fashion ternama, Gucci dan Guess.

Gucci America Inc., menuntut Guess karena dianggap melanggar merek dagang, dengan membuat desain tas yang sangat mirip. Kemiripan itu di antaranya terlihat pada logo monogram G, hardware berbentuk Gs, motif pada material, serta garis hijau dan merah yang sangat khas.

Louboutin vs YSL
Tak hanya Gucci dan Guess, perang merek juga pernah menarungkan merek fashion sepatu Christian Louboutin dan Yves Saint Laurent, April tahun lalu. Louboutin menutut YSL gara-gara menggunakan sol warna merah pada beberapa desain sepatunya. Maklum, red sole telah menjadi trademark desain sepatu Christian Louboutin.

Dalam gugatannya, Louboutin menyatakan diri sebagai desainer pertama yang mengembangkan gagasan sol merah pada sepatu wanita. Sementara YSL menegaskan Louboutin tidak berhak memonopoli warna. Meski putusan hukum awal mendukung argumen YSL, tapi peperangan masih berlanjut hingga kini.

Louis Vuitton vs Dooney & Bourke
Pada 2004, Louis Vuitton pun menuntut Dooney & Bourke karena menggunakan desain tas warna putih dengan motif multi-colored bertuliskan DB, mirip dengan desain Murakami yang bertabur motif tulisan multi-colored LV.

LV berpendapat, kemunculan tas Dooney Bourke akan membuat konsumen bingung. Hampir empat tahun kasus ini bertaruh di meja hijau, hingga Dooney Bourke meraih kemenangan. Pertimbangan hakim, LV menggunakan ukuran font lebih besar dan terdiri dari kombinasi huruf dan bentuk, sedangkan Dooney & Bourke merancang huruf DB tanpa hiasan.

Hermes vs Thursday Friday
Perang merek dagang bahkan sempat mewarnai perjalanan desain tas Hermes yang paling fenomenal: Birkin Bag.

Hermes menggugat Thursday Friday atas pelanggaran hak cipta dan persaingan yang tidak sehat. Ini gara-gara merek fashion asal Los Angeles itu mencetak gambar Birkin di atas tote bag kanvas kreasinya.

Thursday Friday berargumen bahwa tas rancangannya tidak mirip dan tidak akan membingungkan konsumen. Birkin terbuat dari kulit, sementara mereka mencetaknya di atas kanvas. Kasus ini akhirnya selesai secara kekeluargaan. Dan, Thursday Friday tidak menjual lagi tas kanvas bermotif Birkin di websitenya. (sj)

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam
Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Pengamat politik yang merupakan Peneliti Utama BRIN menyebut upaya Prabowo Subianto untuk merangkul parpol lain non-pendukungnya, sesuai dengan janji kampanyenya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024