Perokok Pasif Rentan Terkena Kanker Paru

Ilustrasi rokok
Sumber :

VIVAnews - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengundurkan diri dari jabatannya dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Endang Rahayu didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium empat.

Apakah kanker paru dan bagaimana gejalanya? Seperti pada umumnya kanker, kanker paru terjadi akibat pertumbuhan sel paru yang tak terkendali yang kemudian membentuk massa yang dikenal sebagai tumor.

Menurut Jay W Marks MD, seperti dikutip Medicinenet, tumor paru yang berubah menjadi ganas disebut kanker saat mulai menyerang jaringan lain sel maupun organ tubuh, memungkinkan masuknya sel-sel tumor ke dalam aliran darah atau sistim limfatik dan kemudian ke situs lain dalam tubuh.

"Prosesnya disebut metastatis sejak awal terbentuk. Sehingga menjadi salah satu jenis kanker yang paling sulit diobati dan cepat menyebar  ke bagian tubuh lain terutama kelenjar adrenal, hati, otak, dan tulang, " kata Marks.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Pengidap kanker, menurut sebuah penelitian paling banyak terjadi pada usia lanjut, di atas 65 tahun sebanyak 70 persen. Sementara, hanya 30 persen penderita kanker paru  berusia di bawah 45 tahun.

Penyebab Kanker Paru

PSSI Buka Suara soal Nilai Kontrak Shin Tae-yong di Timnas Indonesia hingga 2027

Tidak merokok, namun didiagnosis dengan kanker paru? Coba perhatikan lingkungan di sekitar Anda. Bisa jadi, lingkungan lah yang menyebabkan gangguan pada paru-paru. Dr Mark menyebut, ada beberapa penyebab utama penyakit ini, yaitu:

1. Perokok

Penderita kanker paru sebagian besar adalah perokok. Satu dari tujuh perokok yang menghabiskan lebih dari dua bungkus rokok sehari meninggal dunia akibat kanker paru.

2. Perokok Pasif

Kasus Remaja Perempuan 16 Tahun Ditemukan Tewas di Dalam Hotel, Polisi Tangkap 2 Pria

Namun, penderitanya tak hanya mereka yang mengasup tembakau secara langsung. Sekitar 10 persen perokok pasif rentan terkena kanker paru. Perokok pasif yang menghirup asap rokok dari perokok dan berada di sekitar perokok baik di tempat kerja, rumah merupakan faktor risiko terjadinya kanker paru-paru.

"Perokok pasif memiliki risiko 24 persen lebih tinggi mengalami kanker paru-paru dibandungkan non perokok," urainya.

3. Serat asbes

Serat asbes yang menimbun dalam tubuh akan berada dalam tubuh selamanya, dan rentan memasuki paru-paru. Pekerja yang berhubungan dengan asbes berisiko lima kali lipat terkena kanker paru. Di banyak negara, penggunaan asbes telah dilarang.

4. Gas radon

Radon gas alam dari peluruhan alami uranium. Radon memancarkan jenis radiasi pengion yang diketahui menyebabkan kanker paru.

5. Genetik

Studi yang dilak\kukan Badan Internasional untuk Riset Kanker (IARC) pada 10 ribu orang di 16 negara menemukan, ada kromoson tertentu yang meningkatkan kerentanan seseorang terhadap racun tembakau nikotin daripada orang lain.

6. Penyakit paru

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) meningkatkan risiko kanker paru 4-6 kali lipat daripada mereka yang tidak merokok.

7. Polusi udara

Polusi udara dari kendaraan, industri, dan pembangkit listrik dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker paru-paru pada individu yang terpapar.

Sebanyak satu persen kematian akibat kanker paru disebabkan menghirup udara tercemar. Para ahli percaya bahwa kontak yang terlalu lama dengan udara tercemar meningkatkan risiko kanker paru-paru mirip dengan merokok pasif. (umi)

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nurul Ghufron Bakal Disidang Etik Dewas KPK pada 2 Mei Terkait Mutasi Pegawai Kementan

ewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rencananya akan menggelar sidang dugaan pelanggaran etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pada 2 Mei 202 mendatang.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024