- chanel.com
VIVAlife - Mengoleksi tas branded sudah jadi bagian dari gaya hidup para wanita mapan. Seperti yang dilakukan Lia Candrasari. Mantan model yang kini bekerja sebagai pengusaha batubara ini mengoleksi ratusan tas mewah.
Lia memiliki hasrat mengoleksi tas bermerek sejak remaja. Bermula dari tatapan iri melihat ibunya bergaya menenteng tas mahal, Lia akhirnya mewujudkan mimpi memiliki tas branded setelah terjun di dunia model.
Ia sumringah walau pendapatannya kala itu hanya bisa untuk membayar dengan sistem cicilan. “Kala itu, saya sangat bahagia bisa memiliki tas dari Anya Hindmarch yang karakternya sangat feminin dan fun. Adiksi saya terus bertambah semenjak itu.”
Kecintaannya terhadap tas mahal tak main-main. Tak hanya memahami desain luarnya, ia juga memiliki ketertarikan untuk menilik sejarah tas koleksinya. "Mulai meneliti bagian dalamnya, melihat bagaimana labelnya dipasang. Saya senang mengulik bagaimana tas bisa berharga semahal itu, sekaligus mempelajari karakter setiap tas,” ucapnya.
Seperti membeli benda seni, Lia merasa harus benar-benar jatuh cinta sebelum membeli sebuah tas. Ia tak akan pernah membeli hanya karena tas itu kreasi desainer ternama, karya langka, atau tergiring euforia menjadikan tas sebagai investasi.
"Nilai investasi bukan hal yang utama, tetapi jika memang tas limited edition yang saya beli memiliki nilai investasi, maka saya menganggap itu sebuah bonus. Labelisasi itu faktor kesekian," katanya.
Meski mengaku penyuka Louis Vuitton, Hermes, dan Chanel, Lia tak melulu membeli semua produk keluaran rumah mode tersebut. Ia juga mengaku mengoleksi sejumlah tas merek lokal, meski pilihannya selalu limited edition. "Bukan karena ingin berbeda, tapi karena kualitas materialnya." (umi)
Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian
Menurut Sekjen AMMI Arip Nurahman, langkah dilakukan Prabowo ini, agar menjaga situasi tetap kondusif serta menghindari terjadinya perpecahan diantara sesama anak bangsa.
