FOTO: Sam Po Kong, Negeri Cina di Semarang

Kelenteng Sam Po Kong di Semarang
Sumber :
  • Eno Dewati

VIVAlife - Bagi saya, Eno Dewati, wisata dan meliburkan diri sejenak dari aktivitas pekerjaan tidak selalu identik dengan mengunjungi tempat-tempat yang menyuguhkan hingar-bingar keramaian. Atau pemandangan alam yang selalu membuat jatuh hati.

Kali ini saya memilih berwisata mengunjungi tempat religi yang tidak kalah menyita perhatian, Klenteng Sam Po Kong di Semarang.

Setelah tiga jam melaju dengan mobil dari Solo menuju Semarang, akhirnya rombongan saya berhenti di halaman Klenteng Sam Po Kong. Saya sendiri tertidur pulas selama perjalanan.

Kaget dan kagum begitu melihat bangunan Klenteng yang membelalakan mata dengan dominasi warna merah. Di sebelah Selatan terdapat gerbang raksasa yang juga berwarna merah menyala. Membuat saya seperti berada di daratan negeri tirai bambu.

Kompleks Klenteng dengan atap bertingkat yang dihiasi ratusan lampion, ukiran naga dan huruf Cina berwarna emas menghiasi pilar-pilar merah.

Klenteng ini sendiri merupakan komplek yang terdiri dari empat bangunan. Klenteng Dewi Laut, Dewa Bumi, Kyai Juru Mudi, dan Klenteng Sam Poo Kong yang mewakili ketenaran daerah ini karena menjadi pusat kegiatan pemujaan.

Selain sebagai tempat ibadah dan ziarah, Klenteng ini juga dibuka untuk wisatawan. Anda cukup mengeluarkan Rp3.000 untuk ikut menikmati udara di sini. Atmosfir dengan keharuman dupa yang silih berganti. 

No Indonesian Victims in the Baltimore Bridge Collapse Incident

Panasnya udara Semarang mengharuskan Anda untuk membawa payung atau setidaknya topi, agar dapat lebih nyaman menikmati bangunan megah ini.

Tempat ini memang  tak sebebas tempat wisata lain karena kita harus menjaga ketenangannya. Demikian juga dengan batas-batas Klenteng yang tidak boleh dimasuki.

Kelenteng Sam Po Kong di Semarang

Sam Po kong juga dikenal dengan sebutan Gedong Batu. Ada yang mengatakan nama ini dipakai karena asal mulanya adalah sebuah gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Tetapi ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sebenarnya asal kata yang benar adalah Kedong Batu, alias tumpukan batu-batu alam yang digunakan untuk membendung aliran sungai.

Keluarga Ungkap Penyebab Meninggalnya Sopyan Dado, Punya Riwayat Diabetes Hingga Sakit Jantung

Kelenteng Sam Po Kong di Semarang

Klenteng ini sendiri dipengaruhi oleh dua kebudayaan pada abad ke-14. Kebudayaan Cina sebagai sumber dari nilai-nilai keagamaan dan prosesi sembahyang yang digunakan masrarakat Tiong Hoa yang tinggal di Pulau Tirang (nama kota Semarang pada waktu itu). Serta kebudayaan lokal Jawa pedalaman yang berpengaruh pada bentuk fisik bangunan Klenteng.

Mari menikmati lebih dekat peninggalan Laksamana Cheng Ho ini melalui galeri foto. 

Kapan Nama DKI Jakarta Berganti DKJ Resmi Digunakan?

Oleh: Eno Dewati, PR Lembaga Indonesia Perancis, Yogyakarta.

Gelandang Mancester United, Donny van de Beek

Siap-siap Angkat Kaki dari Manchester United

Manchester United memiliko rencana untuk menjual Donny van de Beek. Gelandang asal Belanda itu tidak kunjung mendapat tempat di skuad utama tim berjuluk Setan Merah.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024