"Mitos Seks Nusantara Dahsyat!"

Zoya Amirin
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAlife –  Beranjak remaja, banyak pertanyaan mengganjal pikiran Zoya Dianaesthika Amirin. Mulai dari perubahan fisik, rasa tertarik kepada lawan jenis, hingga kecenderungan seksualitas. Namun lingkungan tak banyak memberi jawaban. Tabu dan penuh rasa risih lah yang ia temukan. Pengalaman pribadi itulah yang membuatnya bertekat mencari tahu.

Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala

Pencarian Zoya mulai terjawab semasa kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Satu persatu misteri yang dulu gelap mulai terungkap, ketika wanita kelahiran 7 September 1975 ini menjadi salah satu mahasiswi Prof. Dr Sarlito Wirawan Sarwono. Agaknya itulah awal Zoya meretas jalan sebagai seorang psikolog seks wanita pertama di Indonesia.

Dalam wawancara dengan VIVAlife, psikolog seks yang berpenampilan cantik dan ramah ini menjawab beberapa pertanyaan seputar diri dan kariernya yang menentang arus.

Perlindungan Cat Mobil Berkualitas Tinggi Hadir di Jakarta Selatan

Mengapa akhirnya mantap berkecimpung di dunia yang didominasi pria?

Pengalaman seksual saya kebanyakan saya peroleh dari mama, mulai dari pacaran, ciuman. Tapi banyak juga yang tak saya temukan jawabannya. Barulah saat kuliah wawasan saya mulai terbuka. Skripsi saya mengulas perilaku seksual, dari situ saya tahu ada terapis seks. Saya kuliah lagi S2 di Psikologi Klinis UI dan S2 Seksologi di Universitas Udayana Bali. Ini agar saya bisa kerjasama dengan seksolog  yang rata-rata memang pria dan dokter.  

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Sekarang  jadi  pengajar, konsultan psikolog seks, menulis blog bahkan punya acara sendiri mengenai seks. Apa yang ingin diraih?

Bagi saya, semakin banyak yang saya tahu tentang menyikapi seksualitas,  harus makin banyak memberi solusi.  Saya pernah mengalami kegamangan yang dirasakan remaja saat ini. Bila ada orang yang tercerahkan seperti mahasiswa  dan remaja yang mengaku lebih bertanggung jawab secara seksual, itu merupakan sebuah prestasi  sendiri, achievement.  

Saya tahu, dengan pengetahuan, saya bisa melakukan perubahan.  Saya lakukan yang bisa daripada frustasi menunggu pemerintah.  Perubahan itu keren.

Kenapa memutuskan bikin situs soal seks?Bagaimana reaksi masyarakat?

Indonesia itu negara keempat yang paling paling banyak men-download situs-situs porno, yang pertama malah Arab Saudi.  Blokir-blokir konten seks tidak akan banyak membantu.  Makanya, saya putuskan untuk membuat situs tandingan.  Peluncurannya tepat saat ulangtahun saya tahun lalu sebagai sumber pendidikan seks, dan memperlihatkan bahwa pekerjaan saya serius.

Ternyata sambutannya baik, walaupun memang kontennya saat ini masih untuk dewasa, 18 tahun ke atas. Setelah pulang dari seminar  Sex Addiction di AS, saya akan turunkan kontennya menjadi 15 tahun ke atas, agar bisa diakses remaja.

Sempat menimbulkan kontroversi saat jadi saksi ahli kasus pornogragi yang menimpa Ariel. Apa yang terjadi saat itu dan berpengaruh ke pekerjaan selanjutnya?

Memang  sejak jadi saksi ahli kasus Ariel,  banyak kecaman, celaan dan tekanan pada saya dan keluarga saya karena dianggap pro-pornografi.  Cara-caranya juga sangat kasar. Tapi, dari situ jadi banyak yang tahu profesi saya, termasuk riset  saya di kementerian  kesehatan untuk pusat intelejensia akibat kecanduan pornografi.  

Masalahnya, di sini (Indonesia) tak ada batasan pornografi. Negara negara Eropa, Amerika,  yang punya standar  malah bisa diatasi. Itu yang akan saya lakukan bersama UNESCO sepulang dari AS, membuat standar seks edukasi yang bisa digunakan semua kalangan untuk memberi informasi yang tepat soal seks.

Kesibukannya membuat wanita berdarah Jawa-Manado Belanda ini harus wara-wiri ke beberapa tempat dalam sehari.  Wawancara dengan VIVAlife juga harus mencuri-curi waktu di tengah padatnya kegiatan si konsultan cantik. Sebab, sehari setelah wawancara Zoya harus terbang menuju AS untuk mengikuti seminar  kecanduan pornografi di AS selama sebulan.

Sembari didandani di pojok gerai  kosmetika YSL--Zoya didapuk menjadi brand Ambassador-- di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, anak pertama pasangan Amirin Afra dan Sylvia Rauw Wangke  ini menceritakan pengalaman unik sekaligus miris selama menjalani profesinya. 

Menemukan hal-hal unik dan menarik selama dalam profesi ini?

Selama ini saya melihat mitos seks di Indonesia itu dahsyat! Banyak sekali masyarakat yang percaya mitos daripada fakta, bahkan yang tinggal di perkotaan dan berpendidikan tinggi.

Misalnya,  Mak Erot tetap dicari hingga beberapa generasi  karena dianggap bisa meningkatkan bentuk organ intim. Di malam pertama, istri harus mengeluarkan darah sebagai tanda keperawanan. Banyak yang ingin menceraikan istrinya bila tak keluar darah.

Wanita Indonesia juga tak mengenal dildo atau vibrator tapi ada yang memasukkan bohlam ke dalam alat kelamin sampai bohlamnya pecah di dalam.  Itu kan sangat berbahaya namun banyak yang tak paham.

Yang bikin miris, saya pernah  menemukan sebuah kasus dimana ada anak 12 tahun yang tidak tahu kenapa dirinya bisa hamil. Ternyata, dia diperkosa tiga kali oleh seorang satpam 60 tahun, tapi tak tahu bahwa itu perkosaan.  Dan itu terjadi saat menstruasi pertamanya.

Padahal dia bisa menjelaskan proses pembuahan dalam Biologi. Saya sampai harus menjelaskan secara gambalang apa itu sel telur, sperma dan penetrasi yang membuat dia hamil. Ini menunjukkan  ada missing understanding dalam sistem pendidikan kita. 

Kejadian ini harusnya menyadarkan seks edukasi sangat penting dan harus ada standar yang bisa menjadi panduan semua orang, orangtua, guru, pemuka agama dan siapa saja untuk memberi pemahaman yang benar soal seks kepada anak dan remaja.

Bagaimana menyikapi soal komentar bahwa Anda terlalu kebarat-baratan menyikapi perilaku seks masyarakat yang masih berbudaya timur?

Saya tidak takut berbeda dan menentang arus karena memang saya diajarkan orangtua dan lingkungan keluarga untuk selalu memiliki alasan sebelum melakukan sesuatu. Ada beberapa komentar dari dari sesama profesi yang mengatakan bahwa saya terlalu kebarat-baratan dan tak sesuai budaya ketimuran, darimana dasarnya?

Di Indonesia banyak candi yang melukiskan posisi seks, ada lingga dan yoni. Kamasutra juga dari India. Itu kan semua budaya timur. Saya hanya bicara sesuai normatif, bicara blak-blakan  bukan berarti kebarat-baratan.

Buat saya, orang yang menentang dan mencela terutama waktu kasus Ariel, berarti mereka yang paling membutuhkan saya, Kan tidak mungkin orang buta yang menabrak saya pukuli, tapi saya tuntun.

Sepertinya kehidupan sudah lengkap. Ada yang masih ingin diraih?

Saya ingin lanjut ke S3, dan ingin menganalisis sex capital orang Indonesia. Saya ingin ambil minimal di UI kalau bisa,  di Kinsey Institute Universitas Indiana AS. Saya ingin meluruskan pemahaman yang salah soal Indonesia di luar negeri. Indonesia tak sepicik yang orang kira.

Risetnya dari Indonesia, dan saya sudah bekerjasama dengan salah satu produsen kondom. Kalau ekonomi, politik, ada ahlinya, saya ingin tunjukkan, Indonesia juga modal di bidang seks.

Harapan saya, bila kita yang secara seksual aktif mampu mengelola seksnya secara optimal akan meningkatkan produktivitas. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya