Main Opera Batak, Choky Terkendala Bahasa

Indonesian Movie Awards 2011; Choky Sitohang
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAlife - Menyandang marga Batak di belakang namanya, membuat Choky dipilih oleh sutradara Bonar Gultom menjadi pemeran utama pria dalam opera Batak berjudul Aragado Bona Ni Pinasa. Opera tersebut rencananya akan digelar di Jakarta Convention Center, 1-2 September mendatang.

One Way di Tol Trans Jawa Berakhir, Arus Kendaraan di Tol Kalikangkung Semarang Kembali Normal

Choky memerankan tokoh Gorga, seorang pemuda Batak yang keluar dari kampung halamannya untuk menimba ilmu serta pengalaman dari dunia, kemudian kembali lagi demi membangun Tanah Airnya. Ini pertama kalinya presenter Take Him Out itu ikut bermain dalam sebuah opera Batak, meski sudah pernah dua kali terlibat pembuatan film layar lebar.

“Ini kepercayaan yang besar, sekaligus tantangan yang berat,” ujarnya dalam konferensi pers Aragado Bona Ni Pinasa di Menara Energy, SCBD Sudirman, Rabu, 29 Agustus 2012.

Iran Serang Israel, Airlangga Serukan Parpol Bersatu karena Situasi Ketidakpastian Meningkat

Yang menjadi kendala utamanya, justru adalah bahasa. Meski berdarah Batak, Choky lahir dan besar di Bandung, Jawa Barat. Ia sama sekali tidak bisa berbahasa Batak. Sementara, opera menggunakan bahasa dan lagu-lagu Batak.

“Saya harus nyanyi 20 lagu, dan kebanyakan lagu Batak yang baru buat saya karena saya nggak pernah dengar,” katanya.

Arema FC Kalah 3 Kali Beruntun, Ini Kata Widodo Cahyono Putro

Choky mengakui, memang banyak yang tidak ia mengerti soal Batak. Namun karena ia memiliki darah Batak, bintang film Sang Dewi itu pun berniat memahami lagu-lagunya. Demi menghafal dan menjiwai lagu, ia meminta sang sutradara untuk menerjemahkan bahasa Batak untuknya. Sang istri, Melissa Aryani alias Chacha, pun ikut membantunya.

“Saya berinisiatif memasukkan beberapa lagu ke handphone-nya, jadi bisa sambil dengerin terus biar hafal,” ujar Chacha yang saat itu mendampingi Choky.

Selain itu, Choky juga harus terjun sendiri mendatangi acara-acara Batak demi menghayati perannya. “Saya juga banyak sharing dengan tokoh-tokoh Batak, saudara-saudara saya juga. Mereka bilang, saya seperti Gorga. Memang opera ini mewakili perasaan hampir semua orang Batak,” kata Choky.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya