- wikipedia
VIVAlife - Bintang sinetron, Rezky Aditya, masih mendapat perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ia mengalami luka cukup serius akibat kecelakaan lalulintas di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Peristiwa bermula sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu, 1 September 2012. Rezky meninggalkan rumah mengendarai kendaraan roda dua untuk mengambil uang di mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
Ia sengaja tak memakai mobil, karena jaraknya dekat. Tak sampai satu kilometer. "Aku jemput musibah nih, Pak," kata sang ayah, Trijogo Dratjatmoko, menirukan ucapan putranya, saat ditemui di rumah sakit, Minggu, 2 September 2012.
Kecelakaan tak terelakkan. Meski sempat menolak karena masih bisa bangun, berdiri, dan berjalan, Rezky segera dilarikan ke rumah sakit.
Sekitar pukul 10.00 WIB, Rezky tiba di Rumah Sakit Pondok Indah. Lewat pemeriksaan sekitar 30 menit, ia baru mengetahui mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh: jari telunjuk kiri dan tulang belikat kanan.
Dokter langsung menjadwalkan operasi. "Tapi, waktu dokter anestesi datang, responsnya cukup jelek. Katanya seperti orang tidur, tapi saya tahu ini bukan tidur, ini sakit. Lalu, dokter meminta CT scan," ujar sang ayah.
Sekitar pukul 11.00 WIB, kondisi Rezky semakin memburuk. Kesadaran dan ingatannya menurun. Dokter pun memutuskan untuk menunda operasi dan memindahkan Rezky ke ruang ICU. Ini demi perawatan lebih intensif dan untuk mencegah kondisi yang lebih buruk.
Apakah kondisi bintang "Melati untuk Marvel" itu koma? "Dokter bilang dia nggak koma, kabar yang bilang dia koma itu nggak bener," kata sang ayah. "Pas mau dipindahkan ke ICU aja, dia masih bisa nanya, 'Aku mau dibawa ke mana ini'."
Keputusan memindahkan Rezky ke ICU agaknya tepat. Melewati satu malam, kondisi Rezky berangsur membaik. "Saya berharap hari ini keluar dari ICU. Keadaannya sudah membaik. Tapi, memang nggak boleh banyak ngomong dulu," ujarnya. (art)
Fakta Menyakitkan di Balik Kegagalan Timnas Indonesia Tembus Olimpiade
Timnas Indonesia punya pengalaman menyakitkan saat berlaga di Kualifikasi Olimpiade. Ketika tinggal selangkah lagi menembus ajang tersebut, kekalahan yang harus dialami.
