- en.wikipedia.org
VIVAlife - Setelah mengunjungi 'Laskar Pelangi' di Belitung, dan 'Pasir Berbisik' di Bromo, kini saatnya kita menyusuri tempat lainnya. Jika Laskar Pelangi menyiarkan sejuta keindahan pantai, dan Pasir Berbisik mengekspos eksotika gunung Bromo, mari merunut rekam jejak kekayaan bawah laut Wakatobi yang diusung 'The Mirror Never Lies'.
"Kehidupan tengah laut di Wakatobi, buat saya lokasinya cukup langka, hampir tidak ada di sejarah sinema Indonesia. Wakatobi sendiri merupakan wilayah yang menarik, dengan kandungan koral terbanyak dan under water yang istimewa," ujar Garin Nugroho, produser film The Mirror Never Lies.
Ini salah satu alasan yang membuat Garin memilih Wakatobi sebagai setting lokasi filmnya. Selain ceritanya yang memang mengangkat kehidupan masyarakat laut di tengah persoalan perubahan iklim, ia mengakui bahwa Wakatobi merupakan lokasi wisata laut yang sempurna.
Film The Mirror Never Lies sendiri mengisahkan perjuangan seorang anak bernama Pakis. Ia mencari sang ayah yang hilang di laut. Kisah humanistik ini makin memikat dengan menampilkan keunikan ritual suku Bajo yang hidup di tengah laut Wakatobi.
Penggarapan film ini pun nyatanya tidak hanya dapat dinikmati masyarakat kita, namun juga dunia Internasional. Menyiarkan sastra lokal, sekaligus keindahan alam Indonesia. Film ini pun menjadi satu dari 20 film mancanegara yang terpilih untuk diputar di Beijing International Film Festival. Sebelumnya, The Mirror Never Lies juga pernah diputar di Festival Film Internasional di Hong Kong.
Bukan hanya sajian kisah menyentuh yang ditampilkan film besutan sutradara Kamila Andini Sari ini. Mengiringi perjuangan Pakis menanti kehadiran sang ayah melalui sebuah cermin, Anda akan dimanjakan biru laut yang indah dan pemandangan senja di pesisir Teluk Tomini. Juga kekayaan bawah laut yang pasti membuat Anda berdecak.
Mengunjungi Wakatobi
Anda pecinta diving dan snorkeling, pasti akan langsung terhipnotis untuk segera mengunjunginya. Wakatobi akan merekam jejak penyelaman dengan hasil sempurna. Kekayaan koralnya tak perlu diragukan lagi. Dari 850 spesies koral di dunia, Wakatobi punya sekitar 750 jenis. Ini merupakan kabupaten di Indonesia yang seluruh wilayahnya dijadikan taman nasional, total luasnya 1,39 juta hektar.
Jika ingin menikmati warna-warni koral dengan beragam bentuk, Anda tak perlu jauh-jauh naik perahu ke tengah laut. Jarak terumbu karang paling sehat, hanya sekitar 20 m dari dive center.
Siapkanlah waktu Anda, karena ada sekitar 50 spot menyelam di Wakatobi yang perlu Anda jelajahi. Di tempat tertentu, Anda bisa menyaksikan kelangkaan ikan Napoleon atau Kelinci laut. Selain diving dan snorkeling, Anda juga bisa menikmati keindahan sunset dan sunrise terbaik di Hoga. Menurut pemandu wisata, bulan terbaik untuk mengunjungi Wakatobi, adalah April hingga Desember.
Tak perlu berpikir dua kali jika ingin menjajal wisata laut di Wakatobi. Kepulauan yang terletak di Sulawesi Tenggara ini bisa diakses melalui Makassar, baik dengan kapal laut maupun pesawat. Di Wangi-wangi, ibu kota Wakatobi, juga sudah ramai kendaraan umum seperti taksi atau ojek.
Berbagai penginapan bisa Anda pilih, sesuai dengan kantong. Anda bisa menginap di rumah warga dengan tarif Rp50 ribu per malam, hotel standar yang biasanya Rp300 ribuan, atau resor mewah dengan merogoh kocek Rp500 ribu sampai Rp1,5 juta per malam.
Dari satu pulau ke pulau lain, Anda bisa memanfaatkan jasa perahu kecil atau speed boat. Jika beruntung, Anda bisa menjumpai warga Kampung Bajo yang masih tinggal di tengah laut seperti dalam film The Mirror Never Lies, namun jumlahnya memang tinggal sedikit. Anda bisa belajar tentang kebudayaan mereka melalui ritual unik yang begitu kental.
Ingin menikmati wisata eksotik di lokasi syuting film di atas? klik ini.
Anda juga dapat mengunjungi www.gonla.com untuk mendapatkan penawaran spesial, di spot-spot wisata terbaik Indonesia.
