Menemukan Pelabuhan Hati 'Perahu Kertas 2'

Film Perahu Kertas 2
Sumber :
  • YouTube

VIVAlife - Masih ingat betapa pelik lika-liku kehidupan cinta Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken) di film Perahu Kertas? Hati terombang-ambing bagaikan perahu kertas yang dilarung ke air itu, ingin bertambat dan menemukan pelabuhan terakhirnya.

Kondisi Mengenaskan 5 Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Jakarta Selatan

Setelah sibuk bergulat dengan perasaan dan kehidupan masing-masing semasa kuliah sampai saling menemukan pasangan, dua ‘agen Neptunus’ Kugy dan Keenan bertemu kembali di pernikahan sahabat mereka, Noni ( Sylvia Fully) dan Eko (Fauzan Smith). Sejak itu, perahu kertas Kugy yang sementara tertambat pada satu pelabuhan, seakan mulai melepaskan ikatan dan kembali terombang-ambing dalam lautan perasaan.

Kali ini dengan ombak yang makin matang dan dewasa. Kehadiran Keenan di Jakarta membawanya pada sebuah romantisme. Perasaan mereka yang pernah terbohongi, kini bernostalgi. Keenan mengajak hati Kugy berlayar. Dengan membawanya ke pantai terindah, mengembalikan buku catatan kisah ‘Jenderal Pilik’ yang diakuinya sebagai sumber inspirasi selama ini, sampai mengunjungi lokasi Sakola Alit di Bojong Koneng.

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Layaknya magnet yang berlawanan kutub, Kugy dan Keenan seakan saling tarik-menarik. Keduanya makin dekat, bahkan nyaris berhasil menggapai lebih dekat impian mereka sejak kuliah: terlibat dalam proyek melukis dan menulis buku dongeng, bersama.

Namun, sebuah pilihan, bahkan yang didasari naluri hati, selalu menimbulkan konsekuensi. Prestasi kerja Kugy makin merosot. Alih-alih membuat konsep iklan yang brilian untuk AdVocaDo, ia lebih banyak menulis dongeng. Sampai akhirnya, ia dipecat bos yang sekaligus menjadi kekasihnya, Remigius (Reza Rahadian).

Bakal Stop Beroperasi di Medan, SPBU Shell: Terima Kasih Buat Semua Pelanggan Setia Kami

Sedangkan Keenan, terlihat sekali lebih mementingkan janjinya dengan Kugy dibanding sang kekasih, Luhde (Elyza Mulachela), yang mendadak datang dari Bali ke Jakarta hanya untuk menemuinya. Sampai akhirnya, sebuah kenyataan menghempaskan mimpi yang makin melambung.

Kugy bertemu Luhde saat wisata kantor di Bali. Ia begitu mengagumi dan menyayangi sosoknya yang polos, anggun, dan bersahaja. Saat ditunjukkannya foto Luhde pada Remi, tanpa tedeng aling-aling sang kekasih langsung menyebut perempuan Bali itu sebagai kekasih Keenan, pelukis favoritnya selama ini.

Puzzle yang awalnya berserakan, perlahan menyatu. Pikiran Kugy membayangkan slide demi slide kejadian yang entah bagaimana, menjadi sebuah kebetulan yang terhubung. Di tengah kegalauan yang tak dipahaminya itu, Remi hadir sebagai sosok dewasa yang memberi Kugy cincin. Serangan kenyataan yang bertubi-tubi itu, membuat pertahanan Kugy runtuh. Ia tak mampu menghadapi hantaman perasaan di hatinya. Melukai hati sesempurna Remi dan Luhde, atau membohongi perasaannya sendiri?

Di satu sisi, Keenan pun menemukan puzzle-nya sendiri. Menghilangnya Kugy yang ternyata bersembunyi di rumah sang kakak, Karel (Ben Kasyafani), melemparkan Keenan ke masa lalu. Ia ‘ditampar’ kenyataan bahwa sebenarnya sejak dulu hatinya dan Kugy telah menyatu tanpa mereka sadari.  

Sayang, ia terlambat menyadari, dan kini perahu kertas Kugy telah dimiliki Remi, yang sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri. Remi, pembeli lukisan pertamanya, yang sekaligus memutar balikkan hidup Keenan dari pelukis ingusan menjadi punya nama. Atas nama kebesaran hati, meski sakit, Kugy dan Keenan pun memutuskan mengikhlaskan cinta mereka. Keduanya pun kembali ke kehidupan masing-masing. Mencoba berbahagia dengan pelabuhan yang mereka pilih.

Namun, hati itu dipilih, bukan memilih. Konflik percintaan ‘double K’, tidak sesederhana itu. Kompleksitas kisah cinta dua ‘agen Neptunus’ itu masih berlanjut, dan bisa dijamin akan membuat emosi Anda sebagai penonton, ikut terombang-ambing. Keping puzzle demi puzzle makin lengkap, dan semua rahasia hati akan terungkap. Sampai nantinya, entah di mana perahu kertas yang cukup lama berlayar itu, benar-benar akan berlabuh dengan nyaman, lega, dan bahagia.

Mengutip kata Dewi ‘Dee’ Lestari sebagai penulis novel sekaligus penulis skenario, Perahu Kertas 2 memang menampilkan konflik yang jauh lebih matang, dewasa, dengan pertaruhan yang lebih besar. Berbeda dengan film pertama yang suasananya masih ringan dan berbau anak kuliahan.

Kalau Hanung Bramantyo, sang sutradara, mengaku takut menghadapi pembaca novel yang akan menjadi juri atas karya filmnya, kali ini ia lebih khawatir. Ada pembaca novel, sekaligus penonton Perahu Kertas pertama yang akan menilai film ini.

Untuk itu, ia menyiapkan sebuah kejutan di akhir cerita. Sebuah pelengkap manis yang telah didiskusikannya cukup lama dengan sang penulis novel. Menurut Dee, sentuhan itu tidak mengganggu kisah asli, justru menggenapkan.

Namun jujur, akhir dari Perahu Kertas 2 justru sedikit menimbulkan kekecewaan bagi penikmat novel Dee. Ada karakter yang telah dibangun begitu sempurna, namun mendadak terdegradasi di akhir cerita. Lika-liku hati yang saling menemukan tambatan, bisa menjadi happy ending, sekaligus penilaian akhir penonton terhadap keseluruhan karya Hanung kali ini.

Perahu Kertas pertama meraup lebih dari 600 ribu penonton sejak diputar 16 Agustus lalu, berada di urutan ketiga setelah The Raid dan Negeri 5 Menara. Kini, kelanjutan kisah Kugy dan Keenan yang menjadi idola dan tren baru di kalangan remaja, siap berlayar. Anda bisa menikmati sajian ringan namun penuh emosional ini di bioskop, mulai 4 Oktober 2012. Selamat menonton, mengenang masa lalu, tersenyum, menangis, dan menarik napas lega. (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya