Olivia Ong, Permak Wajah Agar Orang Happy

dr. Olivia Ong, Pakar Estetika dan Penuaan Kulit
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAlife - Tatapan Olivia Ong nanar. Matanya berkaca-kaca. Hatinya pun bergetar. Dokter muda lulusan Universitas Katolik Atma Jaya itu ikut menahan perih melihat pasiennya meninggal. Ia kehilangan daya menghadapi keluarga yang menangis histeris di depan Unit Gawat Darurat.

"Kejadian itu sangat menyayat hati dan membekas di benak saya. Membuat saya berpikir untuk menekuni bidang yang bisa membahagiakan pasien dan keluarganya. Saya tidak takut dengan darah, tapi saya tidak ingin melihat orang sedih," kata wanita yang meraih gelar dokter dengan predikat cum laude pada 2006.

Menjadi dokter spesialis kecantikan atau bedah estetika terbersit di pikiran. Hasrat belajar lagi menggebu. Namun apa daya, ia tak memiliki kekuatan finansial cukup untuk membiayai pendidikan spesialis kedokteran.

Olivia memutar otak. Berbekal tabungan yang terkumpul selama bekerja menjadi dokter umum di sejumlah klinik dan rumah sakit, ia memutuskan mengikuti kelas singkat khusus untuk dokter di The American Academy of Aesthetic Medicine (AAAM) di Singapura.

Wanita yang menyukai olahraga adrenalin itu merasa menemukan jiwanya. Membuatnya semakin tertantang mendalami praktik estetika medis. Ia rajin mengikuti kelas, kursus, dan seminar mengenai kecantikan di sejumlah institusi bergengsi di berbagai negara.

Olivia perlahan meninggalkan praktik dokter umum. Berbekal segepok sertifikat berstandar internasional, ia merintis jalan sebagai dokter kecantikan. Fokusnya: praktik estetika medis melalui prosedur peremajaan kulit dan penyempurnaan wajah tanpa bedah.

"Saya tidak dapat membayangkan hal yang lebih membahagiakan daripada menolong seseorang untuk tampil lebih muda, merasa lebih sehat, dan membuat hidup semakin ceria melalui perawatan yang saya berikan," ujar wanita sudah suka berdandan sejak kecil ini.

Personalized
dr. Olivia Ong, Pakar Estetika dan Penuaan KulitOlivia Ong muncul sebagai satu ahli filler di Indonesia. Prosedur koreksi wajah nonbedah untuk memperbaiki tekstur kulit yang menua. Caranya dengan menginjeksikan hyaluronic acid, zat yang sebenarnya diproduksi tubuh secara alami untuk menciptakan elastisitas dan kekenyalan kulit. Kadar zat ini akan terus berkurang seiring pertambahan usia.

"Zat itu kami gunakan untuk mengisi bagian wajah yang menua supaya terlihat segar dan muda kembali, misalnya bagian mata yang mulai celong, atau garis senyum yang mulai terlihat panjang dan dalam, bisa juga untuk memancungkan hidung atau memperbaiki proporsi bagian wajah lain," ujarnya.

Tidak seperti prosedur bedah, prosedur filler hanya butuh 30 menit dengan hasil yang langsung terlihat. Tanpa efek sakit atau lebam. Tapi memang, efeknya jangka pendek hanya sekitar enam bulan. Perlu injeksi ulang untuk hasil serupa.

"Biayanya mulai Rp4 juta ke atas, tergantung jenis perawatan," ujar dokter yang juga mendalami prosedur botoks, akupuntur, peeling, dan pelangsingan tubuh ini.

Olivia menjalani profesinya tanpa beban. Ia mengutamakan kepuasan pasien dengan mengandalkan prinsip kedekatan personal. Memposisikan pasien sebagai teman demi bisa memahami dengan baik keinginan pasien.

Ia selalu mendahului dengan sesi konsultasi sebelum memutuskan prosedur terbaik. Mendengarkan keluhan, menawarkan solusi, sampai meningkatkan rasa percaya diri setiap pasien. "Perawatan yang saya berikan sifatnya personalized, seperti menjahit baju," katanya.

Selebritas Sampai Pejabat
Merintis bisnis jasa estetika medis tidak semudah membalik telapak tangan. Kemampuan akademis dan pengalaman saja tak cukup. Perlu upaya keras untuk menggaet kepercayaan publik lewat penampilan pasien-pasiennya. Ia percaya kekuatan word of mouth.

Olivia masih ingat masa-masa awal membuka klinik lima tahun silam. Pasien yang datang begitu mudah terhitung dengan jari. Tidak seperti sekarang yang sudah mencapai ratusan. "Pasien yang puas biasanya trus ngajak temennya, saudaranya untuk ikut perawatan," ujar wanita yang juga kerap mempraktikkan keahliannya ke wajahnya sendiri. 

Pasiennya datang dari berbagai kalangan. Tua dan muda. Wanita dan pria. Masyarakat umum dan publik figur. "Pasien saya dari kalangan orang biasa, penyanyi, bintang film, bahkan pejabat pemerintahan. Ada juga pria berusia 80 tahun. Saya tidak bisa menyebut identitas mereka karena terikat kode etik," ujarnya. 

Tak cuma dari Jakarta, pasiennya juga datang dari berbagai daerah seperti Medan, Jambi, Riau, Kalimantan, Papua, Sorong, dan beberapa kota di Jawa dan Bali. Bahkan, dari mancanegera seperti Perancis dan Swiss.

"Saya terharu karena dulu banyak masyarakat kita yang harus ke luar negeri demi cantik, tapi sekarang justru orang-orang dari luar yang datang ke kita," ujarnya. "Mereka biasanya datang ke saya sambil liburan atau kebetulan sedang ada tugas pekerjaan di sini," ujar dokter yang membuka praktik di Jalan Terusan Hang Lekir V No 23, Senayan, Jakarta Selatan, ini.

Di tengah sukses, Olivia masih memiliki hasrat menggebu untuk terus memperdalam ilmunya. Ia begitu terobsesi membuat semakin banyak wanita bahagia dengan penampilannya. "I like to help people look dan feel their best," ujarnya.

Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein
Bra

Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan

Bra yang tidak pas dapat berpengaruh pada postur dan organ internal.

img_title
VIVA.co.id
7 Juni 2013