Lima Pemicu Maraknya Tindak Pemerkosaan

Unjuk Rasa menolak Pemerkosaan
Sumber :
  • REUTERS/Adnan Abidi

VIVAlife -  Jumlah kasus pemerkosaan terus mengalami peningkatan, termasuk di Indonesia. Diperkirakan sepanjang tahun 2011, ada sekitar 40 kasus pemerkosaan yang dilaporkan.

Siswi SMA Negeri 2 Maumere Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Rp50 Ribu

Namu,n apa sebenarnya penyebab kasus kekerasan seksual ini makin marak terjadi ? Menurut Psikolog Alissa Wahid, berikut beberapa hal yang memicu terjadi pemerkosaan.

1. Kekuasaan

Prediksi Piala Asia U-23: Yordania vs Timnas Indonesia

Pemerkosaan dipicu oleh adanya need of power atau kebutuhan akan kekuasaan terhadap seorang wanita. Untuk menunjukkan bahwa dirinya berkuasa, mereka melakukan segala cara, termasuk pemerkosaan.

2. Ketidakmatangan Individu

Inspirasi Membantu Sesama

Dalam beberapa kasus, ketidakmatangan individu menjadi penyebab meningkatnya tindak pemerkosaan. Ketidakmatangan ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan soal tindak kekerasan seksual. Faktor lingkungan juga turut menyumbang kurang terbentuknya kematangan individu ini.

3. Perceraian

Ada lebih dari 300 ribu kasus perceraian terjadi di Indonesia. Pasangan suami istri yang memutuskan bercerai umumnya disebabkan karena kasus tindak kekerasan dalam rumah tangga.

4. Kasus yang dilema

Tak sedikit korban pemerkosaan yang memilih bungkam. Ini sebabnya, pemerkosaan disebut sebagai kasus dilematis.

"Hanya sekitar 30 persen korban pemerkosaan yang berani melaporkan kejadian kekerasan seksual yang menimpanya. Dengan kata lain, hingga saat ini belum ada satuan data statistik pasti yang menunjukkan berapa banyak jumlah korban pemerkosaan," ujar Alissa.

5. Rendahnya kualitas seseorang

Masih ingat dengan pernyataan calon Hakim Agung Daming Sanusi ? Menurutnya pernyataan ini hanya lelucon semata. Namun sayang di mata psikolog ini menjadi bukti paling dasar tentang kualitas diri seseorang.

"Semua orang yang mengolok tindak pemerkosaan artinya mereka menista korban pemerkosaan," kata Alissa.

Alissa juga menambahkan, kasus pemerkosaan ini sebenarnya merupakan hal yang sensitif dan harus mendapatkan tindak toleransi. Oleh karena itu masyarakat harusnya melihat kasus ini dari paradigma korban bukan paradigma suka sama suka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya