Graham Hughes, Berkelana ke 201 Negara Tanpa Naik Pesawat

Graham Hughes
Sumber :
  • Telegraph
VIVAlife - Pada 1 Januari 2009, Graham Hughes memulai misinya. Melancong ke berbagai negara tanpa menggunakan transportasi udara. Tiga tahun kemudian, akhir Januari 2013 pria Inggris 33 tahun ini berhasil meraih rekor mengunjungi negara terbanyak tanpa pesawat terbang. 
Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Negara ke 201 yang dikunjunginya adalah Rusia. Ia memulainya dari Gdansk Polandia ke Victoria di London untuk mencapai Rusia selama 25 jam. Selama tiga tahun Hughes telah mengunjungi 193 negara anggota PBB, Taiwan, Vatikan City, Kosovo, Palestina, Korea Utara hingga Sahara Barat.
Jokowi Beri Tugas Baru ke Luhut Urus Sumber Daya Air Nasional

Transportasi yang dia gunakan adalah kereta api, taksi, bus, atau kapal, dengan biaya perjalanan rata-rata 10 Poundsterling. Setara Rp153 ribu per hari. Satu tahun pertama, Hughes menghabiskan ongkos perjalanan £ 7.000  atau 106,7 juta. Tahun kedua dan ketiga semakin hemat, yakni Rp45,7 juta.
Ada 4,14 Juta Temuan di Google jika Klik Kata Ini

"Saya bersyukur dan berterima kasih kepada semua orang di seluruh dunia yang membantu saya sampai di sini dengan memberi tumpangan, membiarkan saya menginap di sofanya atau memberikan petunjuk arah yang benar untuk saya," ujar Hughes kepada Daily Telegraph. 

Hughes mengatakan, tantangan utama perjalanannya adalah saat harus melintasi negara-negara yang tengah berkonflik dan sangat tertutup. "Orang-orang bertanya kepada saya bagaimana saya sampai ke Afghanistan, Irak, atau Korea Utara, tapi menuju daerah itu sesuatu yang mudah.

Anda bahkan tak perlu visa ke Irak, hanya melewati perbatasan di Turki. Yang sangat sulit adalah mendatangi Nauru, dan Maladewa dan Seychelles, dengan bajak laut." 

Hughes "menamatkan" empat passport dalam 1.426 hari perjalanan. Selain stempel visa di passportnya, Hughes juga mendokumentasikan perjalanannya di situsnya Odyssey Expedition. Perjalanan uniknya juga difilmkan untuk mengumpulkan dana bagi WaterAid, badan nirlaba untuk akses air bersih bagi warga dunia. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya