Potret Kelenteng Tua, Kesakralan di Pinggir Jakarta

boen hay bio
Sumber :
VIVAlife - Kelenteng-kelenteng kuno di Jakarta sepertinya masih membawa rasa penasaran. Setelah menelusuri dua kelenteng di kawasan China Benteng, di pinggiran Sungai Cisadane, yakni , ternyata masih ada satu lagi kelenteng tua yang merupakan tonggak eksistensi warga China peranakan.
Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan
 
Terletak di Jalan Raya Serpong, Desa Cilenggang, Tangerang, Kelenteng Boen Hay Bio diperkirakan sudah berdiri lebih dari 300 tahun lalu. Boen Hay Bio berarti "samudera tanpa batas".
Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein

Berbeda dari dua kelenteng sebelumnya yang menyambut Anda dengan Thian Gong Luo atau tempat penancapan hio berukuran besar di halaman. Di kelenteng ini, replika kepiting raksasa menjadi sorotan pengunjung. Menurut kepercayaan China, kepiting dapat melindungi kuil dari roh-roh jahat.  
Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun

Keindahan kelenteng dengan dominasi warna merah ini akan membawa langkah Anda lebih dalam, mengitari bangunan yang kental dengan ornamen khas Tiongkok. Lilin-lilin besar pun memenuhi setiap sudutnya, membaur dengan aroma dupa yang memberi keteduhan udara kelenteng.

boen hay bio

Altar pemujaan di kelenteng ini pun tidak berdiri sendiri. Di kanan kirinya dihimpit dengan menara bertingkat lima yang menjulang. Banyak wisatawan yang menguji kemampuan fotografi mereka untuk mendapatkan angle terbaik menara ini. Dan ritual pembakaran kertas menjadi salah satu aktivitas yang paling sering diabadikan. 

boen hay bio


Menurut sejarah, dewa yang menempati kelenteng ini adalah Kongco Kwan Kong atau Kwan Seng Tee Kun. Umat Buddha menyebutnya sebagai Satya Dharma Bodhisattva, atau dewa pelindung ajaran yang dipuja karena keteladanannya sebagai kesatria sejati.

Dewa ini juga dipuja sebagai dewa pelindung perdagangan, dewa pelindung kesusastraan, dan dewa pelindung rakyat dari malapetaka akibat peperangan.

Jika ingin berkeliling kelenteng, Anda juga akan menemukan altar-altar mini yang merupakan tempat pemujaan dari 11 dewa dewi. Mereka adalah Kwan Im Pho Sat, Hok Tek Ceng Sin, Kong Tek Cun Ong, Lao Tze beserta Erl Lang Sen dan Ciu Thian Sian Ni, Thay Swee Ya, Altar Dewa-Dewi, Tho Ti Kong, dan Sakyamuni.

Sembilan di antaranya berada di bawah, dan dua altar lainnya berada di lantai dua yang juga sebagai tempat meditasi umat Buddha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya