Sumber :
VIVAlife - Sebuah yayasan amal di Inggris meluncurkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan organ tubuh. Mereka melakukan aksi sosial ini dengan cara yang terbilang nyeleneh. Meluncurkan foto beberapa pasangan tanpa busana yang memperlihatkan bekas luka transplantasi.
Baca Juga :
Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan
Kampanye bertajuk "Let Love Live On" ini bertujuan mengugah masyarakat bahwa donor organ dapat mengubah hidup orang lain. Selain rekaman gambar yang diabadikan fotografer Rankin, ada juga video pasangan yang mengisahkan cerita-cerita mereka.
Baca Juga :
Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein
Salah satu pasangan, Kate dan Chris Ball asal Edinburgh menceritakan kisah pertemuan mereka setelah Kate menjalani transplantasi jantung pada usia 19 tahun."Saya memiliki kondisi yang disebut penebalan cardiomyopathy, yang merupakan penebalan pada otot jantung. Saya hanya menunggu delapan hari sebelum melakukan transplantasi. Jadi saya sangat beruntung," ucapnya seperti dilaporkan Huffington Post.
Baca Juga :
Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun
Setelah mendapat jantung baru, Kate mengaku dapat hidup normal. "Transplantasi tak menghentikan saya beraktivitas. Saya bekerja penuh waktu, bertualang dan berolahraga."
Situs amal Live Life Then Give Life menyebutkan, setiap tahun, 1.000 orang di Inggris meninggal dunia selama menunggu donasi organ. Meski sebagian besar penduduk menyatakan dukungan pada donasi organ, hanya seperempatnya yang mendaftar untuk mendonasikan organ mereka saat meninggal dunia. Banyak juga keluarga yang memveto keputusan anggota keluarga meskipun mendiang terdaftar sebagai pendonor organ.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Situs amal Live Life Then Give Life menyebutkan, setiap tahun, 1.000 orang di Inggris meninggal dunia selama menunggu donasi organ. Meski sebagian besar penduduk menyatakan dukungan pada donasi organ, hanya seperempatnya yang mendaftar untuk mendonasikan organ mereka saat meninggal dunia. Banyak juga keluarga yang memveto keputusan anggota keluarga meskipun mendiang terdaftar sebagai pendonor organ.