Bayi Laki-laki Persingkat Umur Ibu

Ilustrasi Bayi
Sumber :
  • istockphoto
VIVAlife
Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan
- Memiliki anak perempuan ternyata lebih menguntungkan sang ibu dibanding anak laki-laki. Tak hanya sekedar untuk membantu pekerjaan rumah atau urusan
shopping,
Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein
tapi ini juga soal umur yang lebih panjang. Sebuah penelitian mengatakan, memiliki anak laki-laki dapat mempersingkat kehidupan ibunya,
Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun

Para peneliti menemukan, wanita yang melahirkan anak laki-laki memiliki umur rata-rata kurang dari delapan setengah bulan usai melahirkan anak bungsunya. Berbeda dengan mereka yang memiliki anak perempuan.


Melansir
Daily Mail
, uniknya jenis kelamin anak laki-laki tidak mempengaruhi kehidupan sang ayah. Hal ini dikarenakan adanya faktor biologis dan menjadi alasan mengapa banyak wanita meninggal di usia muda saat memiliki bayi laki-laki.


Salah satu teorinya adalah wanita yang mengandung anak laki-laki memiliki kadar testosteron tinggi, sehingga membuat kekebalan tubuh ibu melemah. Di samping itu, anak laki-laki juga tumbuh lebih cepat dan berat di dalam rahim. Kondisi ini juga membuat ibu mengalami banyak tekanan dalam tubuh.


Kesimpulan bahwa anak laki-laki mempersingkat umur seorang ibu diperoleh dari kehidupan pasca reproduksi 11.000 wanita Finlandia, saat masa pra industri. Semua data diambil dari setiap bayi yang lahir di delapan bagian wilayah Finlandia yang berbeda. Mulai dari abad ke-17 hingga abad ke-20. Di mana masyarakat Finlandia masih berprofesi sebagai petani dan tidak memiliki akses perawatan modern untuk kelahiran.


"Seorang ibu yang mempunyai enam anak lelaki akan hidup rata-rata 32.4 tahun setelah kelahiran anaknya yang terakhir, sementara seorang wanita yang mempunyai anak perempuan meninggal 33.1 tahun," ucap salah seorang peneliti, Dr Helle. Namun, Dr Helle menyatakan bahwa efek yang sama tidak mungkin terjadi di jaman modern saat ini karena banyak keluarga yang tercukupi gizinya serta perawatan medis yang telah meningkat pesat.


Penelitian pimpinan Dr Samuli Helle dari Universitas Turku, Finlandia ini juga diterbitkan dalam jurnal
Royal Society Biology Letters. (sj)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya