Di Balik Kilau Swarovski Elizabeth Wahyu

Elizabeth Wahyu
Sumber :
  • Dokumentasi pribadi

VIVAlife - Kilauan kristal selalu bisa memancarkan kesan elegan nan mewah. Apalagi jika kristal diuntai menjadi aksesori yang jelita. Di tangan Elizabeth Wahyu, kristal-kristal itu bisa berubah menjadi kalung, cincin, gelang, hingga bros menawan.

Wanita yang akrab di sapa Eliz ini adalah perancang aksesori. Dia adalah pemilik butik aksesori EWA, yang berasal dari inisial namanya. Dia salah satu perancang yang diperhitungkan dalam dunia aksesori Indonesia. Dalam berkarya, Eliz punya ciri khas, yaitu mengandalkan kristal Swarovski sebagai bahan utamanya.

"Dari awal memang memakai Swarovski karena barangnya bagus. Warnanya berbeda, dan lebih banyak koleksinya. Swavroski itu lebih terjamin kualitasnya," ujar Eliz saat ditemui VIVAlife di butiknya di Kemang.

Ia menggabungkan desain Crystallized atau Swarovski Element. Hasilnya adalah suatu kombinasi yang mewah. Karyanya juga sudah wara-wiri di berbagai majalah mode bergengsi. Bukan hanya diminati konsumen Indonesia, tapi karyanya juga memiliki 'penggemar' di negara lain, seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Selama bertahun-tahun Eliz bekerja keras membesarkan EWA. Ia memang jatuh cinta pada aksesori. Dengan komitmen tinggi pada kualitas,  dia membuat kalung, cincin, bros, dan aneka gelang bermutu wahid. Dia juga hanya memakai bahan terbaik. Kekuatan karya Eliz ada pada soal detail.

"Karena kita belajar banyak dari detail, standar kita sangat halus. Selalu diperbaiki untuk craftmanship dan materinya," ujar Eliz.

Mudik Pakai Mobil Listrik, Perhatikan Suhu Cuaca dan Ban

Kekuatan ketelitian

Koleksi Perhiasan Elizabeth Wahyu

Aksesori, kata wanita yang belajar membuat aksesori secara otodidak ini, bukan hanya sebagai pelengkap penampilan, namun sesuatu yang sama pentingnya dengan busana. Dalam setiap aksesori karyanya, ketelitian dan kerapian adalah hal mendasar. Meskipun sudah memiliki staf dan asisten, Eliz masih turun langsung. Dia terlibat dalam memilih bahan, dan juga urusan distribusi barang.

Proses pembuatan koleksi EWA, kata Eliz,  tak seperti aksesori kebanyakan. Bahan yang dipakai benar-benar terpilih, serta pengawasan ketat demi hasil akurat dan rapi. Bahan baku sebagian besar berasal dari luar negeri.

"Hampir 98 persen bahan digunakan adalah bahan impor. Swarovski misalnya, bahan pembuat kalung, anting, gelang, dan aksesori lainnya didatangkan dari Australia, Thailand, India, dan China," ujar Eliz.

Pada beberapa item, Eliz memakai pola dasar. Sesekali ia merangkainya tanpa menggunakan pola. Anting misalnya. Tak lebih dari lima menit, anting handmade pun terangkai dengan manis. Eliz juga kerap memakai material secara kreatif.

Saat pemilihan bahan, dia sudah tahu desain apa kira-kira yang akan dikerjakan. Kemudian, ia membuat prototype, atau bentuk contoh awal yang lalu akan dibuat oleh para karyawannya. Setelah itu, hasilnya akan diperiksa kembali. Pengecekan dilakukan untuk memastikan tak ada cacat pada material.

Selain kristal eksklusif, EWA juga memakai bahan lain sebagai material. Untuk cincin misalnya, banyak menggunakan natural stone, coral floral stone, metal dan beads ornaments. Beberapa koleksi juga menggunakan onix stone, ceramic flower, dan zirconia. 

Pita dijadikan bahan dasar, untuk kemudian diaplikasikan dengan beragam material. Seperti swarovski, syntetic pearls, metal ornament, lace material, dan beads ornamen, serta oval stone. Semua dirangkai tanpa memakai mesin, alias buatan tangan.

Koleksi EWA tiap bulan sengaja dirancang dengan model dan variasi berbeda. "Setiap bulan kami (EWA) selalu mengganti desain baru. Ide desain biasanya datang dari material itu sendiri, atau personality seseorang," kata Elizabeth.


Belajar dari konsumen Jepang

IPI Sebut Pemulung Ujung Tombak Pengumpulan Sampah tapi Banyak yang Tidak Mengapresiasi

Koleksi Perhiasan Elizabeth Wahyu

Sejak didirikan pada 2002 hingga saat ini, brand EWA itu punya banyak konsumen loyal. Tak hanya dari dalam negeri, tapi juga luar negeri. Terutama dari Jepang, dan Amerika Serikat. Walau tak ada gerai resmi EWA di luar negeri, namun EWA memiliki agen khusus di kedua negara itu. 

Untuk aksesori yang dikirim ke luar negeri ini, Eliz memberikan perhatian khusus. Terutama yang dikirim ke Jepang. Pengecekan menggunakan mikroskop dilakukan berulang kali untuk melihat kerapian aksesori.

Eliz mengakui kalau dirinya sama sekali tak mengikuti pelatihan khusus dalam merangkai batu-batuan dan kristal menjadi sebuah produk eksklusif. Modalnya hanya membantu sang ibu dalam bidang seni. Lalu, keterampilan itu kian terasah. Ia pun makin menaruh perhatian pada detail, dengan belajar dari konsumen Jepang.

"Saya banyak belajar detail barang dari konsumen asal Jepang. Mereka sangat teliti. Mereka tahu jika ada kawat yang keluar satu mili saja, bisa dibongkar," ujar Eliz.

Detail dan kerapian memang jadi kunci penting, dalam hal pembuatan aksesori. Teknik pembuatan aksesori pun selalu ia kembangkan agar menghasilkan produk yang tak hanya indah tapi juga berkualitas.

Pelajaran juga ia dapatkan pada awal mengembangkan brand  EWA. Tepatnya 2005, ia pernah diundang ikut pameran di Hong Kong. Itu sebetulnya acara tetap tahunan Swavroski. Pada 2006, Eliz dipercaya jadi partner Swavroski di bidang jewellry di Indonesia. Dia begitu mencintai kristal dan aksesori. Dengan ketekunan dan cita rasa seni, Eliz optimis rancangannya bisa membawa nama Indonesia ke arena aksesori dunia.

Koleksi Perhiasan Elizabeth Wahyu

Otorita IKN Dukung Pengembangan Ekosistem Startup di IKN
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Persiapan Langkah Hukum Paslon AMIN

Cak Imin Dikabarkan Maju Pilgub Jatim, PKB Ingin Fokus di MK Dulu: Tidak Lama Hanya 14 Hari

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, dikabarkan bakal maju dalam Pilkada Serentak 2024. Ia dikabarkan akan maju pada Pilgub Jawa Timur.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024