Garin Nugroho Janji Suguhkan Opera Sensual

Sumber :
  • Fajar Sodiq
VIVAlife - Setelah menelurkan Iron Bed dan Tusuk Konde sebagai bagian Opera Jawa, sutradara Garin Nugroho siap menyuguhkan bagian akhirnya. Selendang Merah.
Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Selendang Merah akan ditampilkan perdana di Teater Besar ISI Solo, 7 April dan Teater Jakarta pada 13-14 April mendatang. Seperti pendahulunya, Selendang Merah tetap menggali tari tradisional. Kali ini Garin menggandeng 10 penari dan 11 pengrawit yang bakal mengeksplorasi gerakan ledhek atau kera. Garin juga mendaulat Rahayu Supanggah sebagai komposer.
Cole Palmer Jadi Pusat Perhatian Jelang Man City vs Chelsea

"Selendang Merah mengisyaratkan dunia yang jungkir balik. Ketika perilaku manusia sudah tidak dapat dikendalikan lagi, sementara yang berkuasa tidak berpihak pada kaum yang lemah. Maka semua kehidupan layaknya sirkus, serba jungkir balik dan penuh ketidakterdugaan," jelasnya saat ditemui VIVAlife.
Mayat Wanita 'Open BO' Ditemukan di Pulau Pari, Polisi Teliti Penyebabnya Lewat Cara Ini

Garin menambahkan bahwa dirinya akan menggabungkan genre musik dan tari dari Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi ensiklopedia kecil komposisi kerawitan dan tembang.

"Selendang Merah ini terlihat multicolor. Nanti akan ada tari Ngremo, Lengger dan ada musik keroncong, kerawitan dan musik khas Jawa Timur," ungkapnya.

Trilogi akhir ini menggunakan medium selendang merah sebagai visualisasi cerita. 
Garin sengaja memilih selendang lantaran medium tersebut memiliki peran khusus dalam seni pertunjukan di Indonesia apalagi di Jawa. 

"Ketiban sampur, misalnya bisa diartikan berjoged, tetapi juga memiliki beragam makna terkait kehidupan sehari-hari. Ketiban sampur bisa juga diartikan sebagai penghormatan, berkah, kesempatan akan tetapi juga beban, masalah dan ajakan yang tidak bisa ditolak, " jelasnya.

Sementara merah yang melengkapi selendang, mengungkapkan beragam simbol. Mulai dari darah hingga sensual. Garin menjamin bahwa opera besutannya ini akan menampilkan sensualitas. "Bagian tradisi Jawa itu juga memiliki nilai sensual, " tuturnya.

Cerita Selendang Merah, merepresentasikan persoalan sosial dan budaya saat ini. Era serba ekstrim dan tidak pada tempat, waktu, cuaca, alam, politik, hingga ekonomi.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya