Film 'Kisah 3 Titik' Berisi Kampanye Pemerintah

Film Kisah 3 Titik
Sumber :
  • facebook.com/pages/Kisah-3-Titik
VIVAlife
Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan
- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menjadi salah satu pendukung utama dari film terbaru yang diproduseri Lola Amaria berjudul,
Kisah 3 Titik.
Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein


Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun
Film yang dibintangi Lola, Ririn Ekawati, Maryam Supraba juga Donny Alamsyah mengisahkan problematik kehidupan buruh, terutama pekerja wanita.

Eksploitasi, upah minim, dan tak adanya jaminan kesehatan dan jamina sosial mewarnai keseharian para buruh yang direpresentasikan oleh tiga peran bernama Titik di film itu.


Menanggapi soal kisah film ini, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar menyatakan, film ini menggambarkan kondisi
riil
perburuhan di Indonesia.


Ia tak lagi menganggap film
Kisah 3 Titik
sebagai
soft campaign
, melainkan lebih dari itu. "Ini
hard campaign
untuk mengangkat kesadaran semua pihak untuk bersatu padu menyelesaikan masalah di lingkungan kita," ujarnya saat hadir dalam press screening
Kisah 3 Titik
di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta.


Menurutnya, masalah buruh yang ada saat ini hanya bisa diselesaikan dengan bersinerginya tiga
stakeholder
, yakni pengusaha, pemerintah, dan buruh itu sendiri.


Melalui film
Kisah 3 Titik
, ia ingin menyampaikan bahwa problematika buruh tak bisa hanya diselesaikan satu pihak. "Aktivis buruh sendirian, pemerintah sendiri, atau pengusaha seorang diri, sama saja bohong," tegasnya.


Ia menyadari, perusahaan menengah dan kecil memang masih jarang yang memberikan hak-hak buruh secara manusiawi. Sedangkan perusahaan besar, ada yang kongkalikong dengan pemerintah.


Menurutnya, hal-hal itulah yang menjadi pekerjaan rumah (PR) Kemenakertrans. Ia menargetkan, tahun 2014 Indonesia bisa bebas dari masalah buruh. "Regulasi harus sempurna,
low enforcement
harus kuat. Hak-hak buruh harus diperjuangkan, pertama ya melalui aturan. Kedua, penyadaran itu lebih penting," ia membeberkan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya