Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAlife-
Kisah kehidupan Eyang Subur bersama tujuh istri membuat banyak orang bertanya-tanya. Bahkan, kisah kehidupan poligami yang dijalani oleh Subur membuat banyak orang penasaran.
Mengenai hal ini, istri pertama Subur, Ibu Heri mengungkapkan secara terbuka, apa yang menjadi alasan suaminya menjalani kehidupan dengan banyak istri. Apa tujuannya?
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Cup Bra Terlalu Besar Picu Gangguan Kesehatan
Baca Juga :
Jurus Turunkan Berat Badan Pakai Protein
Mengenai hal ini, istri pertama Subur, Ibu Heri mengungkapkan secara terbuka, apa yang menjadi alasan suaminya menjalani kehidupan dengan banyak istri. Apa tujuannya?
Baca Juga :
Misteri 'Bak Mandi Tuhan' Berusia 7.000 Tahun
"Sebetulnya Eyang itu poligami yang biasa, bukan berarti saya menganjurkan untuk berpoligami. Karena Eyang berpoligami, bukan karena seks atau apa, intinya Eyang itu menolong," kata Ibu Heri saat ditemui di rumahnya kawasan Tanjung Duren Barat, Jakarta, Senin, 6 Mei 2013.
Diakui oleh Heri, suaminya menikah dengan banyak wanita justru untuk mengangkat derajat para wanita yang diperistrinya. "Jadi jika ada yang sakit, ada yang susah hidupnya, dan Eyanglah yang mengangkat derajat mereka. Dan ada yang
enggak
laku-laku nikah, dinikahi Eyang," ucap Heri.
Meski awalnya sempat merasa sakit hati saat akan dipoligami, namun Heri melihat ada sebuah hikmah dibalik keputusan poligami suaminya.
"Pertama-tama yang namanya manusia ya rasa itu pasti ada, saya sendiri sadar kalau waktu saya sebentar lagi, dan akan kembali ke Yang Maha Pencipta. Jadi istri-istri Eyang yang lain bisa menjaganya kalau saya sudah tiada," ujarnya.
Dengan mengikhlaskan suaminya berpoligami, ia pun berharap mendapat pahala dari Tuhan. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sebetulnya Eyang itu poligami yang biasa, bukan berarti saya menganjurkan untuk berpoligami. Karena Eyang berpoligami, bukan karena seks atau apa, intinya Eyang itu menolong," kata Ibu Heri saat ditemui di rumahnya kawasan Tanjung Duren Barat, Jakarta, Senin, 6 Mei 2013.
