Kenali Dua Faktor Penyebab Disfungsi Ereksi

Ilustrasi pria ereksi
Sumber :

VIVAlife - Disfungsi ereksi (DE) pada dasarnya adalah ketidakmampuan pria mencapai dan mempertahankan ereksi penis. Akibatnya mereka tak mampu berhubungan intim secara memuaskan. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan ketidakharmonisan dalam hubungan dengan pasangan.

Ada dua faktor penyebab disfungsi ereksi, yakni psikogenik dan organik. Psikogenik adalah disfungsi ereksi yang disebabkan masalah psikologis, seperti cemas dan depresi.

Bea Cukai Musnahkan Pakaian Bekas Bernilai Ratusan Juta di Yogyakarta

Ciri disfungsi ereksi karena psikogenik antara lain masih dapat ereksi di pagi hari, namun gairah menurun seiring waktu (aktivitas). Ciri lainnya adalah tidak ada penyakit penyerta, seperti hipertensi dan diabetes.

Sementara itu dibanding psikogenik, organik lebih banyak memainkan peranan sebagai penyebab disfungsi ereksi. Untuk diketahui, disfungsi ereksi organik berkaitan dengan masalah kelainan dan kerusakan struktur anatomik, seperti adanya gangguan pembuluh darah dan kondisi jaringan yang abnormal.

Jokowi Adakan Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Tak hanya itu, disfungsi ereksi organik dapat pula disebabkan gangguan hormon tetosteron. Disfungsi ereksi organik umumnya terjadi pada pria usia di atas 40 tahun dan terjadi perlahan. Mulai dari dapat mencapai ereksi, tidak dapat mempertahankannya, hingga tidak dapat mencapai ereksi sama sekali atau disebut impotensi. Disfungsi ereksi organik juga bisa dilihat dari ciri-ciri lain, seperti kehilangan minat aktivitas seksual dan ukuran testis mengecil.

Sementara itu pakar endokrin FKUI-RSCM, dr. Em Yunir menuturkan bahwa kini disfungsi ereksi juga menyerang pria di bawah usia 40 tahun. Penyebabnya tak lain karena faktor lingkungan, gaya hidup yang buruk, dan kurang olahraga.

4 Jenderal Polri Kompak Bareng Wartawan dan Polwan Sebar Kebaikan di Bulan Ramadan

Lebih lanjut ia menilai, masalah disfungsi ereksi ibarat fenomena gunung es. "Jumlahnya diperkirakan lebih besar dari yang terdiagnosa," ujar Yunir saat ditemui di Hotel Grand Sahid, Jakarta.

Oleh karena itu, ia menganjurkan kepada pria dengan disfungsi ereksi melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tujuannya untuk agar mereka memperoleh terapi yang tepat. Terapi untuk penderita disfungsi ereksi biasanya dilakukan dengan konsultasi dan dilanjutkan pemberian obat.

"Usai minum obat, enam jam kemudian penderita disfungsi ereksi harus berhubungan intim. Ini untuk mengetahui khasiat obat tersebut dan penatalaksanaan berikutnya," ucapnya. (eh)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya