Film Man of Steel

Superman Tanpa Celana Dalam Merah

Man of Steel
Sumber :
  • Warner Bros.

VIVAlife – Jonathan Kent resah. Ia khawatir identitas sang anak terbongkar. Sebuah insiden bus tenggelam memunculkan tanda tanya warga setempat tentang kekuatan Clark Kent, putra satu-satunya Jonathan. Dalam insiden itu, Clark tak sengaja menyelamatkan bus berisi murid sekolah yang tenggelam.

5 Fakta Menarik Atalanta Usai Pulangkan Liverpool di Liga Europa

Jonathan mewanti-wanti Clark. Dia berharap sang anak merahasiakan kekuatan  yang dimilikinya. Clark protes, “Apa yang seharusnya saya lakukan? Membiarkan mereka mati?”. “Mungkin,” jawab Jonathan.

Itulah sepenggal percakapan dari trailer film Man of Steel. Film reboot itu berkisah tentang Superman, ‘manusia baja’ buatan DC Comics yang namanya telah melegenda. Lewat beberapa cuplikan trailer yang dirilis dalam beberapa bulan terakhir, sang sutradara Zack Snyder tampaknya memang ingin menampilkan sosok Superman yang berbeda: lebih humanis dan realistis.

2 Mobil Harvey Moeis Disita Lagi, Kejagung Juga Usut soal Jet Pribadi

“Saya selalu merasa di masa lalu, Superman telah menjadi semacam karakter yang tidak memiliki pertalian. Kita melihatnya sebagai Tuhan,” ujar Snyder kepada MTV News.

Itu sebabnya, jalan cerita film yang digadang-gadang menjadi box office pada musim panas ini, lebih menekankan pada perjalanan sang superhero dalam mencari jati diri. Tak hanya itu, Superman pun dihadapkan pada dilema. Menjadi seorang manusia, atau pahlawan yang mampu menyelamatkan dunia dari kehancuran, dan menjadi simbol harapan bagi seluruh umat manusia.

Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia, Tamara Tyasmara Kenang Momen Kebersamaannya

Sebagai sutradara yang pernah beberapa kali menggarap film adaptasi komik, Snyder memang tak banyak mengalami kesulitan dalam mengarahkan Man of Steel. Terlebih ia sendiri termasuk salah seorang pengagum karakter Superman.

Pria yang pernah menyutradarai film Sucker Punch itu juga kian percaya diri. Di belakangnya berdiri sang maestro Christopher Nolan dan David S. Goyer.  Keduanya tercatat sebagai sineas penting di balik sukses film trilogi Batman.

Kini, Nolan memang tidak lagi memposisikan diri sebagai sutradara, seperti saat mengarahkan film The Dark Knight. Ia justru lebih tertarik menjadi seorang “godfather” – memproduksi , membuat jalan cerita, dan mengumpulkan tim kreatif- untuk film Man of Steel. Adapun Goyer yang menulis naskah untuk film trilogi Batman kembali mengemban tanggung jawab untuk menulis skenario dalam proyek ini.

Soal penunjukkan Synder sebagai sutradara, Nolan punya alasan tersendiri. Pria yang sukses menggarap film Inception itu kepincut dengan gaya Synder dalam mengarahkan film 300 dan Watchmen serta kemampuannya menerjemahkan sosok superhero menjadi karakter yang nyata.

“Itulah pendekatan baru yang diperlukan untuk Superman,” ucap Nolan.

Kostum berubah

Tak hanya karakter Superman diubah menjadi lebih realistis. Perbedaan lain yang mencolok juga tampak pada kostum. Selama ini, ciri khas Superman yang tak pernah hilang dalam setiap film adalah simbol ‘S’ di dada, dan tentu saja celana dalam merah yang dikenakan di luar kostum. Di film Man of Steel, para penggemar film Superman tak akan menemukan celana dalam merah seperti itu lagi.

Padahal saat karakter Superman diciptakan Joe Shuster and Jerry Siegel pada tahun 1938, celana dalam sengaja dibuat sebagai lambang kekuatan Superman dengan mengambil inspirasi dari orang-orang kekar di sirkus. Pun tidak diketahui alasan sang desainer kostum Man of Steel,  James Acheson dan Michael Wilkinson ‘melenyapkan’ celana dalam merah itu.

Namun, sang sutradara punya komentar soal itu. “Ini hanya estetika modern,” ujar Snyder.

Perbedaan lainnya yang juga menyita perhatian pengamat film adalah warna kostum itu sendiri. Tak ada lagi warna biru, merah, dan kuning terang seperti kostum klasik yang kerap dikenakan aktor Christopher Reeve.  Namun, warna gelap ini bisa jadi dipengaruhi teknik filter tan and teal yang kerap digunakan oleh Snyder dalam film-film garapannya.

Modal kuat

Lupakan soal celana dalam yang ‘lenyap’.  Sebab, sebagian besar penggemar tampaknya lebih antusias melihat hasil akhir produk kolaborasi Nolan, Goyer, dan Snyder ini. Mulai dari teknik visual hingga adegan action yang merupakan pemandangan jamak dalam film-film superhero.

Antusiasme para penggemar terlihat dalam akun resmi
Man of Steel
di media sosial. Di Facebook misalnya, ada sekitar 800 ribu lebih orang  memberikan tanda
like
bagi
film itu. Mereka rata-rata tak sabar menonton film
Man of Steel
di layar lebar. Tak hanya itu, jelang pemutaran perdana
Man of Steel
, media ramai memberikan ulasan positif soal trailer terakhir film buatan studio Warner Bros tersebut.

Baru-baru ini, Man of Steel juga diuntungkan dengan suksesnya film Iron Man 3, di mana antusiasme publik atas film bergenre superhero ternyata masih cukup tinggi. Seperti diketahui, film dibintangi Robert Downey Jr. itu, berhasil mengantongi pendapatan sebesar US$1,2 miliar.

Sementara itu laman Forbes memperkirakan Man of Steel akan meraup pendapatan sebesar US$100 juta di Amerika Utara pada pekan perdana pemutarannya.  Angka itu didasarkan atas beberapa faktor. Seperti kegagalan film-film Superman selama dua puluh tahun terakhir.

Man of Steel bisa dikatakan punya modal kuat untuk sukses. Selain jaminan nama Nolan, film ini pun didukung sederet aktor ternama Hollywood, seperti Henry Cavill (Clark Kent/Superman), Amy Adams (Lois Lane), Michael Shannon (General Zod), Diane Lane (Martha Kent), Russell Crowe (Jor-El), dan Kevin Costner (Jonathan Kent). 

Patut disimak pula akting sang pemeran utama, Henry Cavill.  Pemeran serial The Tudors itu dianggap para kritikus cocok memerankan Superman dan alter ego-nya, Clark Kent. Sementara itu sentuhan musik oleh komposer Hans Zimmer yang pernah meraih Piala Oscar pun menjadi nilai tambah film ini.

Tentu sukses atau tidak film ini, baru akan terungkap setelah tayang secara serentak di beberapa negara, pada 14 Juni 2013 mendatang.(np)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya