Ingin Pakai "Ibu Pengganti?" Perhatikan Langkah-langkah ini

Ilustrasi Wanita Hamil
Sumber :
  • iStockphoto
VIVAlife -
Hormati Putusan MK, Eks Ketum PB HMI: Saatnya Bekerja untuk Indonesia Maju
Meski masih kontroversial, metode mendapatkan anak dari ibu pengganti sebenarnya sudah banyak dilakukan. Mungkin di Indonesia metode ini belum begitu diterima. Tapi, cara ini jadi salah satu solusi untuk mendapatkan keturunan yang bisa dipertimbangkan.

Brigjen Nurul Bicara Strategi STIK Lemdiklat Cetak Pemimpin Polri yang Mumpuni

Dalam dunia kedokteran, ibu pengganti merupakan sebuah metode dengan memanfaatkan teknologi reproduksi baru. Pasangan yang memutuskan menggunakan metode ini, biasanya memiliki masalah dalam memperoleh keturunan secara alami.
Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1025 Prajurit Pilihan ke Kongo


Kemungkinan wanita tersebut memiliki gangguan di rahim atau masalah pada sperma. Atau, karena kehamilan akan berisiko tinggi membahayakan kesehatan ibu. penyakit jantung. Selain pemeriksaan kesehatan pasangan, pemeriksaan kondisi fisik dan psikologis ibu pengganti juga penting dilakukan.


Hal-hal berikut juga harus dipertimbangkan dengan baik. Tentunya agar tak terjadi masalah di kemudian hari.


Memilih ibu pengganti

Ada beberapa cara menemukan ibu pengganti. Mulai dari calon ibu pengganti dari teman, keluarga, hingga memberdayakan lembaga penyedia ibu pengganti. Menurut The American Society for Reproductive Medicine, calon ibu pengganti yang berasal dari keluarga biasany lebih diterima untuk menjadi ibu pengganti.


Namun ada pula pasangan yang menggunakan jasa orang lain untuk menggantikan kehamilan. Kalau Anda menggunakan jasa tersebut, pastikan perjanjian tertulis secara detail. termasuk pengelolaan dan surat kontrak.


Usia

Pasangan yang ingin menggunakan jasa ibu pengganti, sebaiknya menggunakan rahim wanita yang berusia minimal 21 tahun. Pastikan pula calon ibu pengganti pernah satu kali melahirkan. Mengapa? Agar para dokter mengetahui risiko medis selama masa kehamilan dan persalinan. Terutama, hal yang berkaitan dengan ikatan emosional antara ibu dengan bayi yang baru lahir.


Kondisi psikologis

Langkah ini harus dilakukan bagi calon ibu pengganti. Dikutip dari WebMD, langkah ini wajib dilakukan oleh seorang psikolog untuk mencegah terjadinya hal yang tak di inginkan. Misalnya, ibu pengganti tak ingin menyerahkan bayi usai lahir.


Screening

The American Society for Reproductive Medicine menyarankan agar ibu pengganti memiliki riwayat medis lengkap. Mulai dari riwayat kehamilan hingga melakukan screening penyakit menular seperti sifilis, klamidia, HIV, dan hepatitis B dan C. Ibu pengganti juga harus screening imunitas pada campak dan cacar air, serta struktur rahim. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi potensi pembawa kehamilan.


Kontrak

Setiap negara memiliki aturan yang berbeda mengenai metode ini. Di Amerika misalnya, belum ada undang-undang yang khusus mengatur soal metode ini. Namun, setelah proses melahirkan, orangtua harus tetap melewati proses adopsi untuk mendapatkan hak asuh anak. Ada baiknya Anda dan pasangan menyewa pengacara untuk mengatur surat kontrak yang mengatur kewajiban antara orangtua dan ibu pengganti. Mulai dari pengaturan keuangan hingga kesepakatan mengenai kehamilan kembar.


Biaya

Ini juga hal yang harus Anda susun mendetail. Mulai dari pemeriksaan awal, proses kehamilan, jasa kehamilan, hingga perawatan setelah melahirkan.


Metode

Ada dua macam ibu pengganti yang dapat dilakukan. Pertama pengganti tradisional, adalah metode dengan inseminasi buatan dengan menyuntikkan sperma ayah ke sel telur rahim wanita yang menjadi ibu pengganti. Kedua, pengganti gestasional. Ini adalah In Vitro Fertilitation (IVF). Dengan menggunakan sel telur dan sperma kedua pasangan suami istri untuk kemudian diletakkan di dalam rahim calon ibu pengganti. Dengan kata lain, tidak ada hubungan genetik. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya