- VIVAnews/Heryu Nandiansa
VIVAlife - Masalah hak asuh anak, menjadi hal yang belum juga menemukan kata sepakat untuk pasangan Venna Melinda dan Ivan Fadillah. Untuk itu, pemerhati anak, Seto Mulyadi, dilibatkan untuk menjadi salah satu saksi ahli yang ditunjuk Venna Melinda dalam sidang Senin, 1 Juli 2013.
Ditemui di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Seto menuturkan, secara pribadi, ia tak memihak Venna maupun Ivan Fadillah. Ia justru meminta Venna tak dominan dalam hal ini. Pria yang akrab disapa Kak Seto mengangap, itulah yang terbaik untuk anak-anak mereka.
Dalam sidang, Seto memohon pada majelis hakim, untuk menempatkan anak-anak di zona netral. Apa pun yang dipilih mereka, dia melanjutkan, tak boleh dilibatkan dalam konflik.
Sebagai mediator antara anak, Venna, dan Ivan, selama ini, ia melihat ada kesulitan psikologis. Karena itulah ia ingin Venna tak terlalu dominan.
"Takutnya kan tadinya ibu dekat ke anak, bisa berubah karena ibunya terlalu mendominasi," ujarnya.
Ia mencontohkan, banyak kasus terjadi, orangtua terlalu banyak berbicara. Padahal, demi kebaikan anak, terutama dalam masalah perceraian, seharusnya orangtua hanya 20 persen berbicara. Sisanya, 80 persen mendengar keinginan anak-anak mereka.
Itu juga berhubungan dengan perubahan psikologis atau mental anak itu sendiri. Seiring bertambahnya usia, anak ingin lebih banyak didengar oleh orangtuanya.
Apalagi, mereka anak seorang figur publik. Banyak media yang menyorot kehidupan mereka, terutama saat orangtuanya berkonflik. Kak Seto pun meminta, media tak terlalu mengekspos konflik.
Dikhawatirkan, itu memicu kekerasan terhadap anak dan trauma. "Keluarga harus diberi kesempatan internal," imbuh Seto.
Misalnya, dengan pergi berlibur ke Singapura. Entah dengan Ivan atau Venna. Ia tak memungkiri, komunikasi juga menjadi masalah antara anak-anak dan Venna.
Untuk itulah, ia menjadi mediator. Suatu saat, ia ingin mempertemukan Ivan, Venna, dan anak-anak mereka. (art)