Pasca Perceraian, Wanita Lebih Bahagia Dari Pria?

foto ilustrasi
Sumber :
VIVAlife
Haru, Angelina Sondakh Ungkap Inspirasi Kebaikan Mendiang Mooryati Soedibyo
- Bagi sebagian besar wanita pernikahan adalah impian hidup bahagia selamanya bersama pasangan. Dan keutuhan rumah tangga yang tak bisa dipertahankan dan berujung perceraian adalah mimpi buruk.

Kementerian Haji Meminta Jemaah Umrah Harus Keluar dari Arab Saudi pada 6 Juni

Sebuah survei di Amerika Serikat menemukan bahwa walaupun paling terkena dampak dari perceraian terutama dalam hal keuangan, wanita lebih mampu mengatasi masalah akibat perceraian dibanding pria. Bahkan sebagian besar wanita lebih bahagia dengan kehidupan mereka lima tahun usai perceraian, demikian simpulan survei itu.
Gak Main-main, Manusia Silver di Makassar Bisa Raup Hingga Rp 8 Juta per Bulan


Sebaliknya, meski para mantan suami merasa lebih bahagia sesaat setelah keputusan cerai,  dalam jangka panjang pria lebih sedikit merasa bahagia.


Akademisi yang melakukan studi menemukan, alasan kontras ini disebabkan perbedaan cara pria dan wanita beradaptasi dengan perubahan besar dalam hidup mereka. Peneliti menganalisis proses psikologis yang dikenal sebagai 'adaptasi' untuk mengukur seberapa baik penyesuaian diri seseorang dalam berbagai perubahan hidup selama lebih dari 20 tahun.


Profesor Yannis Georgellis, Direktur Pusat Penelitian Kerja, Keterampilan dan Masyarakat di Kingston Business School, mengatakan perbedaan kontras dalam penerimaan wanita dan pria.


"Penelitian kami memperhitungkan fakta bahwa perceraian kadang-kadang memiliki dampak negatif terhadap keuangan wanita, tapi perceraian membuat mereka jauh lebih bahagia daripada pria," ujarnya seperti dilansir
Mail Online.


Penjelasan paling logis dari kebahagiaan, menurut Prof Georgellis, bahwa wanita yang berada dalam pernikahan tidak bahagia dan jauh merasa bebas setelah bercerai daripada pasangan pria. "Ada banyak harapan indah sebelum menikah, tapi bila perceraian harus terjadi, faktanya wanita rata-rata lebih bahagia sehingga tak ada yang perlu ditakuti," ucapnya.


Studi didasarkan pada 10 ribu orang di Inggris berusia 16 hingga 60 tahun yang rutin ditanyai dan diminta menilai kebahagiaan mereka sebelum dan setelah pernikahan.


Responden juga diminta tanggapan mengenai perubahan dalam hidup seperti kematian dan pengangguran. Hasilnya menunjukkan efek kehilangan pekerjaan bisa lebih lama daripada terjadi pada pria daripada kehilangan orang yang dicintai.

 

Pria adalah gender yang paling rentan terkena dampak serius akibat kehilangan karier. Efeknya bahkan bisa mempengaruhi kebahagiaan hingga lima tahun. "Pria sangat terpengaruh oleh pengangguran, terutama mereka yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga," ucap Prof Georgellis.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya