THE CONJURING: Setan yang Datang Tanpa Dipanggil

Film The Conjuring
Sumber :

VIVAlife--Ada berapa rumus membuat film horor? Hanya satu. Satu-satunya jurus pamungkas itu adalah membuat penonton tahu, sesuatu yang jahat mencekam dengan bentuk tak terbayangkan datang perlahan-perlahan. Dan James Wan, sutradara The Conjuring, membuat penonton menunggu, menunggu dan menunggu lebih lama.

Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman

Rentang waktu tunggu yang lebih lama dan berulang-ulang di sepanjang film berhasil menjadikan The Conjuring sebagai film horor paling menakutkan tahun ini. Tak akan ada lagi film hantu dengan ketegangan yang sama dalam empat bulan ke depan, di mana penonton dibuat terpaku di kursi masing-masing.

Para sutradara pecinta film horor telah mengeksplorasi segala kemungkinan guna menghadirkan kejutan-kejutan baru. Guillermo del Toro membuat film horor dengan gaya yang lebih ‘nyeni’, Iain Softley menampilkan The Skeleton Key yang bergaya IQ tinggi dan M. Night Shaymalan menghadirkan The Sixth Sense yang kemudian menjadi contekan baru film-film hantu.

Pakai Uang Palsu Beli Narkoba dan Punya Senpi Rakitan, Pecatan TNI AL di Lampung Ditangkap

Amerika sudah bergerak jauh dari film horor yang sekadar menampilkan monster yang mengejar-ngejar korban untuk dibunuh secara brutal—The Saw orisinil yang juga disutradarai Wan, bahkan tak sebanyak itu mengucurkan darah.  Hollywood telah merangkul hantu-hantu Asia yang berbaju putih dan berambut panjang sebagai sumber teror baru.

Di tengah inovasi film-film horor kontemporer yang tak selamanya berhasil, Wan memutuskan untuk kembali pada gaya klasik: rumah tua yang setiap jengkalnya berkeriyut, pintu yang membanting sendiri, ruang bawah tanah yang disegel dan tokoh-tokoh yang dengan bodoh memilih mencari-cari sumber suara ganjil ketimbang lari mencari teman. Begitu klasiknya, di menit-menit pertama penonton nyaris mengira film ini sekadar versi lain dari Amityville dan Poltergeist: keluarga yang baru pindah ke rumah besar mendapati seluruh jam berhenti setiap pukul 03.07.

Blak-blakan Soal Rizky Irmansyah, Nikita Mirzani: Perhatian Banget

The Conjuring berkisah mengenai pengalaman terdahsyat seorang ahli setan atau demonologist bernama Ed Warren (Patrick Wilson) dan istrinya, Lorraine Warren (Vera Farmiga), mengusir arwah-arwah jahat yang menghantui rumah keluarga Perron. Vera Farmiga tampil menawan sebagai seorang penujum dengan bakat yang membuatnya menjadi pemberani sekaligus rapuh. Akting Lili Taylor sebagai Carolyn Perron, ibu lima anak yang risau hingga akhirnya kesurupan setan, juga patut mendapat pujian.

Meski berhasil membangun ketegangan yang lebih panjang dibanding film horor lain, masih ada ruang bagi James Wan untuk membuat film ini lebih seram, jika saja ia teguh berpegang pada prinsip: ancaman dari sesuatu yang tak jelas jauh lebih mengerikan dibandingkan sesuatu yang jelas. Maka, wajah kuntilanak bule yang diperlihatkan jelas-jelas sebagai pornografi kejelekan membuat makna horor di film ini sedikit luntur.

Dengan modal hanya 20 dollar AS, The Conjuring menduduki box office dengan pemasukan minggu ketiga di Amerika Utara saja mencapai lebih dari 100 juta dollar AS. Berikutnya, Wan, sutradara kelahiran Malaysia ini akan memproduksi Insidious 2, sekuel film horor karya sebelumnya yang juga cukup lumayan.

Tantangannya, bagaimana menghasilkan kejutan-kejutan baru di film supranatural, di mana segala eksplorasi baik visual maupun plot telah dilakukan. Sudah lazim dikenal, film sekuel biasanya tak seapik versi orisinilnya. Wan juga dikabarkan akan menyutradarai kelanjutan Fast and Furious, film kebut-kebutan yang entah kapan akan berakhir.

Belum absah rupanya kesaktian seorang sutradara jika belum menangani film laga berbudget besar dengan resep pasaran. Guillermo saja mengadu robot raksasa dengan monster mirip godzilla di lautan Pasifik. Shaymalan mengadaptasi legenda biksu sakti dalam The Last Airbender, walaupun gagal total.

Kini giliran James Wan. Kita masih menunggu film-film horor lainnya, di mana adegan yang sudah tertebak masih juga menghadirkan ketegangan.(np)

Dria Soetomo, pekerja film dokumenter

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya