- iStock
VIVAlife - Sekelompok ilmuwan Inggris berhasil mengungkap asal-usul sejumlah jenis kanker paling umum. Ilmuwan yang berbasis di Cambridgeshire ini, menemukan 'signatures' genetik dari lebih 20 proses yang mengubah struktur DNA dan pada gilirannya menyebabkan penyakit kanker.
Temuan ini dianggap krusial karena bisa mendorong adanya cara yang lebih baik dalam mengobati dan mencegah berbagai jenis kanker."(Ini) merupakan langkah penting untuk menemukan proses yang bisa mendorong pembentukan kanker," ujar salah seorang peneliti dari Wellcome Trust Sanger Institute, Serena Nik-Zainal seperti dilansir kantor berita Reuters.
Para peneliti menganalisis genom dari 7.042 kasus kanker pada manusia di seluruh dunia. Penelitian ini juga mencakup 30 jenis kanker untuk melihat apakah mereka bisa menemukan pola, signatures, atau proses mutasi.
Hasilnya, para ilmuwan menemukan semua kanker memiliki dua atau lebih signatures - sebuah temuan yang menunjukkan berbagai proses yang bekerja bersama-sama ketika kanker berkembang. Mereka juga menemukan bahwa kanker yang berbeda memiliki jumlah proses mutasi yang berbeda pula.
Menurut para peneliti, dua proses mutasi melatari perkembangan kanker ovarium. Sementara enam proses mutasi lainnya mendasari perkembangan kanker hati.
Kemudian beberapa signatures ditemukan dalam sejumlah jenis kanker, sedangkan lainnya hanya ditemukan dalam satu jenis. Dari 30 jenis kanker, 25 di antaranya memiliki signatures dari proses mutasi yang terkait dengan penuaan.
Melalui analisis rinci, ujar Nik-Zainal, manusia bisa mulai memanfaatkan sejumlah besar informasi yang terpendam dalam kanker DNA. Misalnya, memahami bagaimana dan mengapa kanker muncul.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature ini, para peneliti juga menemukan bahwa keluarga enzim yang bisa mengubah struktur DNA, APOBECs, terkait dengan lebih dari setengah jenis kanker yang diteliti. (umi)
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Menlu Cina Wang Yi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Negara.
