Sumber :
VIVAlife -
Salah satu metode kontrasepsi tradisional yang telah dikenal sejak lama adalah ejakulasi pria dilakukan di luar tubuh wanita. Ternyata di zaman modern, metode pengendalian kelahiran masih banyak digunakan.
Sebuah studi terhadap wanita muda, satu dari tiga wanita muda masing menggunakannya. "Metode ejakulasi di luar tubuh dipercaya sebagai kontrasepsi umum yang dipakai tanpa menggunakan metode lainnya," ungkap penulis studi Dr Annie Dude dari Duke University Medical Center, di Durham, NC
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Kabar Duka, Ibunda Angger Dimas Meninggal Dunia
Sebuah studi terhadap wanita muda, satu dari tiga wanita muda masing menggunakannya. "Metode ejakulasi di luar tubuh dipercaya sebagai kontrasepsi umum yang dipakai tanpa menggunakan metode lainnya," ungkap penulis studi Dr Annie Dude dari Duke University Medical Center, di Durham, NC
Dari analisis data 2006-2008, Dude memfokuskan studi pada 2.220 peserta wanita berusia 15 hingga 24 tahun yang aktif secara seksual.
Temuan yang akan diterbitkan dalam jurnal Obstetrik dan Ginekolog edisi September menyebut, 31 persen wanita menggunakan cara pasangan pria ejakulasi di luar tubuh wanita untuk menghindari kehamilan setidaknya satu kali. Dari yang menggunakannya, sekitar 21 persen hamil secara tidak sengaja dibandingkan 13 persen wanita yang menggunakan kontrasepsi jenis lain.
Dude menduga, salah satu alasan yang mengapa pasangan melakukan metode kontrasepsi ini adalah belum adanya perencanaan soal masa depan (anak). Sehingga, penyedia layanan kesehatan perlu mendiskusikan metode efektif untuk mencegah kelahiran kepada pasien.
"Kesimpulan saya, para dokter berpikir metode ini adalah kontrol kelahiran kuno sehingga dokter kerap tak mendiskusikannya kepada para pasien," ucap Dr Dude seperti dimuat dalam
Healthnews.
Dr Angela Chen, seorang profesor klinis kebidanan dan ginekologi di University of California, Los Angeles mengatakan, metode 'ejakulasi di luar' lebih sering berakibat kehamilan tak diinginkan. Metode ini hanya bisa sukses jika kedua pasangan sangat termotivasi.
"Cara ini bisa berhasil pada pasangan yang telah lama bersama dan dapat berkomunikasi dengan baik. Wanita juga perlu memahami siklus mens dan saat mereka sangat subur tidak menggunakan metode ini." (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dari analisis data 2006-2008, Dude memfokuskan studi pada 2.220 peserta wanita berusia 15 hingga 24 tahun yang aktif secara seksual.
