Gelombang Kejut, Terapi Baru Penderita Disfungsi Ereksi

Ilustrasi pasangan bercinta
Sumber :
  • iStockphoto
VIVAlife
Prof Raymond Tjandrawinata Raih Top 3 Peneliti Bidang Farmasi di Indonesia
- Disfungsi Ereksi (DE) masih menjadi momok menakutkan bagi kaum pria. Seperti diketahui, DE bisa menyebabkan ketidakharmonisan hubungan dengan pasangan dan dalam jangka panjang menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Biasanya Kalem, Ternyata Beby Tsabina Bisa Juga Jadi Anak Motor

Penyebab DE di antaranya diabetes mellitus, hiperlipidemia, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi liver, hipertensi, stroke, kelainan pada jantung,  proses penuaan, hingga gangguan hormonal. Oleh karena itu pria dengan penyakit tersebut disarankan kontrol ke urolog untuk memeriksa apakah mereka terkena DE atau tidak.
Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak


“Bila DE dideteksi lebih dini, maka terapinya relatif lebih mudah,” ujar dr Ponco Birowo saat ditemui di RS Asri, Jakarta
,
Kamis, 5 September 2013.


Kini, DE bisa diatasi  dengan berbagai cara, seperti terapi obat, alat pompa vakum, obat suntik, dan operasi. Bahkan, saat ini tengah diuji coba obat baru serta terapi gen guna mengatasi DE. Namun, terapi baru yang sudah diuji coba adalah terapi kejut atau penembakan dengan gelombang intensitas rendah
(Low-Intensity Extracorporeal Shockwave Therapy
/LI-ESWT).


Berbeda dengan terapi lainnya, LI-ESWT mampu mengembalikan kemampuan ereksi spontan tanpa operasi atau non-invasif atau tanpa operasi. Selain itu, terapi tersebut tak menimbulkan nyeri serta pasien mempunyai harapan tidak perlu lagi mengonsumsi obat apabila akan melakukan hubungan seksual.


Menurut urolog senior dari RS Asri, Dr dr Nur Rasyid, penggunaan gelombang kejut sebenarnya sudah dilakukan sejak 1980-an untuk penatalaksanaan batu ginjal. Setelah itu digunakan untuk ortopedi pada tahun 1990-an, dan kardiologi pada tahun 2000.


“Teknik LI (low intensity) ESWT pada dasarnya dilakukan dengan penembakan gelombang kejut intensitas rendah yang akan menimbulkan
shear stress
sehingga berdampak positif dengan terbentuknya pembuluh-pembuluh darah baru,” ucap Nur Rasyid.


Lebih lanjut ia menuturkan, LI-ESWT memberikan harapan baru pada pasien DE: kesembuhan tanpa obat. Sementara itu Direktur RS ASRI Jakarta, Prof dr Hadiarto Mangunnegoro berharap peralatan LI-ESWT bisa menjadi salah satu unggulan dalam pengobatan terapi DE. (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya