Aroma Tubuh Pria, Bikin Wanita Jatuh Hati

Pasangan kencan ciuman
Sumber :
  • istockphoto
VIVAlife - Jatuh cinta bisa diawali dengan banyak hal. Ada yang jatuh cinta karena tertarik pada penampilan, ada juga yang tertarik karena kepribadian. Namun sebuah penelitian dari University of Manchester mengungkap bahwa aroma tubuh juga menimbulkan rasa cinta.
Jokowi Resmikan Huntap hingga Proyek Infrastruktur Pascabencana di Sulteng

Para ahli mengatakan bahwa penciuman wanita dapat memprediksi aroma tubuh pria, apakah pria tersebut sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Demikian dilansir Daily Mail. 
6 Lokasi Camping Populer di Luar Negeri, Ayo Kunjungi!

Senada dengan temuan ini, dalam buku The Compatibility Gen, Profesor Daniel Davis pun menjelaskan bahwa beberapa gen pada tubuh dapat mempengaruhi seberapa menarik seseorang. Termasuk mencocokkan kode genetik.  
Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Nasional, Kemenag: Spirit Bawa Indonesia Menjaga Keragaman

Pada penelitian ini, para ahli menciptakan pakaian khusus yang disebut kaos aroma, untuk melihat gen kompatibilitas mereka. Peneliti meminta siswa laki-laki untuk mengenakan kaos selama dua malam dan menghindari segala sesuatu yang dapat mengubah aroma alami mereka.

Setelah dua hari, kaos-kaos tersebut diletakkan dalam kotak, dan siswa perempuan diminta untuk mencium dan memberi nilai sesuai dengan intensitas kenikmatan dan keseksian.

Hasilnya, para wanita lebih menyukai pria yang memiliki aroma gen kompatibilitas yang berbeda dengannya. Hal ini menunjukkan bahwa orang dapat dengan sadar memilih pasangan untuk mendapatkan keturunan dengan keunggulan genetik. 

"Setiap manusia memiliki satu set gen yang berjumlah 25 ribu. Gen yang paling bervariasi adalah gen kompatibilitas serta gen kekebalan tubuh yang mengontrol berbagai penyakit. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa gen tersebut menjadi lebih penting dari yang pernah terpikirkan, karena mereka mempengaruhi bagaimana cara kerja otak, seberapa menariknya Anda dan seberapa besar kemungkinan Anda dalam mereproduksi," ujar Professor Davis. (eh)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya