Cara Menghilangkan Trauma pada Anak

Ilustrasi anak trauma
Sumber :
  • iStock

VIVAlife - Banyak hal yang menyebabkan trauma pada anak. Mulai dari diejek teman sebaya, jatuh dari sepeda, pertengkaran orangtua, hingga kecelakaan lalu lintas.

Menegangkan, Timnas Indonesia U-23 Ditahan 10 Pemain Korea Selatan

Menurut psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, trauma merupakan emosi ekstrem yang muncul karena karena banyak hal. Biasanya emosi tidak dikelola dengan tepat saat menghadapi sebuah kejadian.

Meski demikian, pada dasarnya trauma pada seorang anak akan berbeda-beda dampaknya. Verauli menjelaskan, trauma akan lebih cepat meredam jika terjadi pada anak yang memiliki profil sebagai anak yang ekstrovert, ceria, dan cerdas.

Dukungan orangtua

Di sisi lain, motivasi atau dukungan orangtua menjadi hal penting. Misalnya menemani anak sampai masa penyembuhan trauma.

"Orangtua juga dapat berkomunikasi dengan cara netral. Bicarakan kondisi dengan rasional," kata Verauli saat dihubungi VIVAlife, Kamis, 19 September 2013.

Selain itu usahakan untuk menghindari komentar yang menyudutkan atau menyalahkan anak. Verauli mengatakan bahwa trauma seorang anak juga dapat menurun atau diredam dengan cara diberikan gambar atau lagu. Hal ini dinilai mampu memantik rasa senangnya.

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

"Cara itu mungkin akan lebih efektif," ucap Verauli. (eh)

Menag dan Majelis Masyayikh Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Majelis Masyayikh adalah lembaga mandiri dan independen sebagai perwakilan Dewan Masyayikh dalam merumuskan dan menetapkan system penjaminan mutu pendidikan pesantren.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024