Ditemukan, Virus HIV yang Lebih Mematikan di Rusia

Virus HIV tengah menempel pada sel
Sumber :
  • io9

VIVAlife- Peneliti Rusia menemukan turunan virus HIV baru. Virus itu dikenal sebagai 02_AG/A. Virus turunan itu disebut-sebut lebih mematikan dibandingkan tipe virus HIV lainnya.

Polisi Bongkar Sifat Sopir Truk Ugal-ugalan yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Mengutip laman Daily Mail, virus jenis itu sudah menjangkiti 50 persen pasien HIV di Siberia. Diperkirakan ia akan menulari lebih banyak orang lagi.

Pertama kali, virus itu ditemukan tahun 2006 oleh peneliti di State Research Center of Virology and Biotechnology VECTOR. Kemunculan pertamanya di kota Novosibirsk, Siberia. Menurut Natalya Gashnikova, salah satu peneliti, penyebaran virus 02_AG/A lebih cepat dibanding tipe virus HIV lainnya.

Itu bisa terlihat dari jumlah pasien yang terus melonjak. Dari 2000 orang di tahun 2007, menjadi 15 ribu orang di tahun 2012. Menurut data Russia's Federal AIDS Centre, 50 persen dari kasus penderita HIV baru disebabkan 02_AG/A.

Tipe virus baru itu termasuk golongan HIV-1. Seperti diketahui, HIV terbagi menjadi golongan 1 dan 2. HIV-1 lebih mematikan dibanding HIV-2. HIV ditularkan melalui kebiasaan seks bebas dan penggunaan jarum bekas yang tidak aman. Diketahui, 02_AG/A menular lebih mudah dibanding virus lain. Itu sebabnya ia cepat tersebar.

PBB menyebutkan, jumlah penderita HIV terbanyak di dunia ada di Eropa Timur dan Asia Tengah. Sebanyak 52 persennya tinggal di Rusia. Menurut analisis, itu disebabkan rendahnya edukasi seks di sekolah-sekolah Rusia. Kepedulian terhadap adanya virus HIV pun rendah.

Berdasarkan data global, penderita HIV sebenarnya menurun. Tahun lalu, 2,3 juta orang di dunia terinfeksi HIV, turun 33 persen dari tahun 2001. Kematian akibat HIV tahun lalu 1,6 juta, turun dari 1,8 juta di tahun 2011 dan 2,3 juta di tahun 2005. Namun, data menujukkan peningkatan signifikan pada akses terhadap obat-obatan terlarang, terutama di negara-negara berkembang.

Seperti diketahui, obat-obatan terlarang juga bisa menjadi salah satu penular virus. Apalagi jika dipakai bersamaan dengan berbagi jarum suntik. Data menunjukkan, 9,7 juta masyarakat di negara berkembang punya akses terhadap obat terlarang. Padahal, 7 tahun lalu hanya 1,3 juta orang yang terlibat barang haram itu.

Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan penderita HIV secara total. (sj)

Gunung Marapi, Sumbar.

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan

Aktivitas Gunung Marapi, di Sumatera Barat, kembali meningkat setelah sempat mereda. Pada Jumat, 29 Maret 2024 pukul 19.39 WIB. Bandara juga ikut terganggu akibat erupsi.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024